Bisnis.com, JAKARTA — PT Batavia Prosperindo Finance Tbk., (BPFI) meneken fasilitas kredit kendaraan bermotor dan fasilitas uncommited dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., (BRI) senilai Rp400 miliar.
Direktur BPFI Markus Dinarto Pranoto mengatakan, pinjaman ini akan dimanfaatkan untuk mengucurkan pembiayaan, khususnya ke segmen mobil bekas. Fasilitas kredit ini berlangsung selama 2 tahun.
Sejatinya, kerja sama antara kedua belah pihak telah berlangsung sejak 10 tahun yang lalu. Markus mengungkapkan, total pinjaman yang telah disepakati sejak 2009 mencapai Rp3 triliun.
“Kepercayaan sangat penting, maka harus kami jaga. Dengan diberikannya fasilitas, ini menjadikan dorongan bagi kami agar lebih agresif lagi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (15/8/2019).
Menurutnya, funding memang masih menjadi tantangan bagi setiap perusahaan pembiayaan. Dengan adanya pendanaan ini juga mencerminkan masih adanya kepercayaan bank terhadap multifinance setelah industri diterpa kasus gagal bayar tahun lalu.
Hingga saat ini, pendanaan BPFI masih didominasi oleh modal sebesar 45%, sekitar 30% dari obligasi, dan pinjaman bank sebanyak 24%.
Baca Juga
Dengan demikian, Markus semakin optimistis bahwa perseroan dapat mencapai target pembiayaan senilai Rp1,4 triliun -- Rp1,5 triliun hingga akhir 2019, tumbuh 17% dibandingkan realisasi pada 2018.
Sampai Juli 2019, pembiayaan BPFI tercatat sekitar Rp900 miliar, tumbuh 111% (year on year/yoy).
Salah satu yang membuatnya masih optimistis adalah 80% portofolio BPFI yang masih didominasi oleh pembiayaan mobil bekas. Di samping itu, sebanyak 17% alat berat dan 3%--5% pembiayaan properti.
Dia mengungkapkan, rata-rata pertumbuhan profit BPFI mencapai 30% setiap tahunnya. Namun, dia mengakui tahun ini agak melambat karena faktor pemilihan umum.
Berdasarkan laporan keuangan BPFI pada Juni 2019, perseroan membukukan kenaikan laba tipis sekitar 2,34% (yoy) menjadi Rp39,86 miliar dari Rp38,95 triliun pada Juni 2018. Sementara itu, aset perseroan mencapai Rp1,76 triliun, menyusut 3,83% dari sebelumnya Rp1,83 triliun.
“Secara general, sampai Juli -- Agustus 2019 industri IKNB [industri keuangan non-bank] tumbuhnya sekitar 4%. Dengan adanya dorongan dari regulator cukup baik. Lalu, mengembalikan kepercayaan bank kepada industri multifinance supaya lebih baik sehingga kita bisa tumbuh bersama,” tuturnya.
Untuk mendorong pembiayaan pada semester II/2019, BPFI akan mulai ekspansi dengan membuka dua cabang baru di Jawa Tengah September dan dua di Indonesia timur. Hingga 30 Juni 2019, perusahaan memiliki satu kantor pusat, 66 kantor cabang dan dua kantor perwakilan.
Executive Vice President BRI Primartono Gunawan mengatakan BPFI telah memiliki model bisnis dan sistem IT yang mapan. Dia mengatakan, BRI telah melakukan analisis guna menentukan perusahaan pembiayaan yang layak untuk diberikan fasilitas kredit.
Menurutnya, segmen pembiayaan yang potensial untuk diberikan kredit saat ini di antaranya adalah mobil bekas dan perumahan.
“Kebanyakan itu diberikan untuk masyarakat untuk menciptakan nilai tambah. Bayangkan kalau itu disalurkan ke mobil niaga, itu bisa menggerakkan ekonomi,” katanya.