Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank OCBC NISP Tbk. pesimistis dapat menyalurkan kredit sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun.
Sikap OCBC NISP itu demi melihat lambatnya laju pembiayaan yang mereka lakukan sepanjang semester I/2019. Kredit yang disalurkan OCBC NISP hingga paruh pertama tahun ini hanya tumbuh 2 persen secara year-on-year (yoy).
“Proyeksi pertumbuhan kredit kelihatannya tidaklah sesuai harapan atau perkiraan awal tahun. Namun kami harus tetap upayakan seoptimal mungkin,” kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja kepada Bisnis, Rabu (4/9/2019).
Sebagai catatan, jumlah pembiayaan yang sudah disalurkan OCBC NISP hingga akhir Juni 2019 adalah Rp119,25 triliun. Pertumbuhan kredit 2 persen ini jauh lebih rendah dibanding kenaikan pembiayaan pada semester I/2018, dimana OCBC NISP mampu menumbuhkan kredit hingga 16,3 persen kala itu.
Agar kinerja perseroan tetap positif sepanjang paruh pertama 2019, OCBC NISP menggenjot pendapatan non bunga atau fee based income. Bank ini juga berupaya menjaga kualitas aset dan melakukan efisiensi.
Menurut Parwati, penyaluran kredit pada paruh kedua 2019 kemungkinan masih melambat karena imbas perang dagang yang di kancah internasional. Turunnya harga sejumlah komoditas juga membuat potensi melambatnya pertumbuhan kredit terbuka lebar.
“[Sumber pendapatan] non interest income termasuk wealth management, trade finance maupun terkait dengan kegiatan valas antara lain,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan OCBC NISP, bank ini mampu meraih pendapatan bunga bersih sebesar Rp3,21 triliun sepanjang paruh pertama 2019. Sementara jumlah NII pada semester I/2018 dan 2017 berturut-turut adalah RP3,15 triliun dan Rp2,93 triliun.
Fee based income OCBC NISP semester I/2019 naik 65 persen secara yoy menjadi Rp955 miliar. Sebanyak 28 persen pendapatan nonbunga OCBC NISP berasal dari transaksi valas. Kemudian, 26 persen diambil dari penjualan surat berharga dan 17 persen dari pemberian kredit.