Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memastikan dengan berbagai perkembangan ekonomi dunia yang kurang mendukung terhadap perkembangan ekonomi Nasional, perseroan akan terus mengambil kebijakan dengan langkah selektif.
Dalam hal penyaluran kredit, bank pelat merah ini memastikan tidak melakukan pengurangan atau penghindaran pada sektor tertentu melainkan akan menempuh strategi dengan memilih pemain terkuat dalam sektor tersebut.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan salah satu indikator pemain terkuat yang dimaksud yakni pemain yang terbukti telah mampu menjalani bisnisnya dalam kurun waktu puluhan tahun.
Panji pun menilai meski demikian perseroan memandang masih banyak sektor prospektif yang didorong oleh berbagai program Pemerintah, yaitu sektor jasa kesehatan, farmasi, pendidikan, ekonomi kreatif dan pariwisata.
Perseroan juga optimis pertumbuhan sektor infrastruktur ke depan masih akan baik.
Tak hanya itu, sektor perdagangan FMCG atau fast moving consumer goods dan telekomunikasi sejalan dengan membaiknya daya beli masyarakat dan terus peningkatan penetrasi pengguna internet juga masih dinilai memiliki prospek.
"Tentu kami masih melihat ada opportunity lain yang saya tidak bisa sebutkan ya karena itu kompetisi dong di antara industri," katanya usai Paparan Economic Outlook Bank Mandiri, Senin (9/9/2019).
Panji mengemukakan prinsipnya perseroan melihat kondisi perbankan Nasional juga masih cukup kuat menghadapi resiko-resiko yang timbul akibat tekanan ekonomi global, perang dagang dan pelemahan harga komoditas.
Pasalnya, Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan nasional tercatat masih cukup tinggi, yaitu sebesar 22,6% per Juni 2019.
Selain itu, kualitas asset perbankan Nasional juga terus membaik, dengan rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,5%, menurun dibandingkan Juni 2018 yang sebesar 2,67%.
"Kami menyadari tantangan perbankan nasional kedepan akan terus meningkat. Tantangan-tantangan ini mungkin akan menekan permintaan kredit perbankan nasional. Pada saat yang bersamaan, bank-bank nasional pun akan lebih selektif dalam penyaluran kredit mempertimbangkan prospek bisnis yang semakin ketat," ujarnya.
Namun demikian, ditengah peningkatan resiko dan ketidakpastian ekonomi tersebut, Panji melihat masih cukup banyak peluang-peluang bisnis bagi perbankan nasional baik peluang bisnis kredit dan bisnis transaksi.
Sisi lain, Panji memastikan kinerja Bank Mandiri terus menunjukkan perbaikan sampai dengan Semester I/2019.
Dari sisi neraca, penyaluran kredit secara konsolidasi Bank Mandiri tumbuh 9,5% yoy menjadi sebesar Rp820 triliun dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi tumbuh sebesar 6,8% yoy menjadi Rp827,8 triliun.
Selain fokus pada peningkatan kinerja jangka pendek, Bank Mandiri juga fokus pada sustainabilitas kinerja dalam jangka panjang. Program prioritas untuk menjaga sustainabilitas kinerja dalam jangka panjang ini adalah terus membangun kapabilitas digital banking.