Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayapada International Tbk. telah menurunkan special rate deposito sekitar 25 hingga 35 basis poin (bps) pada paruh kedua 2019.
Hingga akhir tahun, bank masih akan memantau situasi dan stabilitas likuiditas di pasar untuk memperkirakan pemangkasan lanjutan.
Sebelumnya, Mayapada menawarkan suku bunga spesial deposito hingga 50 basis di atas suku bunga acuan. Hal ini dilakukan untuk menjaga dana tidak pindah ke bank lain.
Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahrijadi mengatakan bahwa saat ini kondisi likuiditas di pasar sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan paruh pertama. “Persaingan juga sudah tidak terlalu sengit,” katanya kepada Bisnis, Selasa (17/9/2019).
Haryono melanjutkan bahwa saat ini atau hingga medio September 2019, rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) bank antara 89 persen hingga 90 persen.
Sebelumnya bank menutup kuartal kedua dengan LDR sebesar 90,46 persen. Realisasi Juni 2019 tersebut naik dibandingkan dengan posisi Maret 2019, 89,20 persen.
Seperti diketahui, Mayapada tergolong bank umum kelompok usaha (BUKU) III. Perlambatan pertumbuhan dana pihak ketiga yang terjadi sejak 2018 hingga Mei 2019 membuat likuiditas perbankan kering, utamanya bank bermodal inti Rp5 trilun hingga Rp30 triliun.
Sementara itu untuk suku bunga deposito, emiten bersandi MAYA ini telah memangkas sekitar 10-30 bps sejak Juli 2019.
Mengutip situs resmi perseroan, Selasa (17/9/2019), suku bunga deposito berdenominasi rupiah dengan tenor 1 hingga 12 bulan sebesar 6,50 persen.
Deposito dolar Amerika Serikat berjangka 1 hingga 12 bulan bank menawarkan suku bunga 1,50 persen, sedangkan dolar Singapura 0,25 persen hingga 0,375 persen.
Adapun persaingan menghimpun dana lewat suku bunga membuat margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perusahaan tergerus.
Pada kuartal II/2019, posisi NIM Mayapada 3,31 persen, turun dari periode yang sama tahun lalu 3,98 persen. Capaian tersebut melanjutkan tren negatif sejak tahun lalu.
Menurut Haryono tren penurunan suku bunga deposito akan membuat bank dapat memperbaiki beban dana. Dengan demikian bank dapat menutup akhir tahun ini dengan NIM lebih kurang sebesar 4 persen hingga 5 persen.
Mengutip laporan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), suku bunga simpanan rupiah perbankan pada Agustus 2019 turun bertahap.
Rata-rata suku bunga deposito berdasarkan bank yang menjadi patokan LPS turun 13 basis poin (bps) dari posisi akhir Juli 2019 menjadi 5,95 persen.
Lebih rinci, rata-rata suku bunga deposito minimum turun 8 bps menjadi 4,9 persen. Pada periode yang sama bunga maksimum turun 16 bps menjadi 6,98 persen.
Sementara itu LPS juga mencatat bahwa suku bunga deposito valuta asing juga mengalami penurunan. Kendati demikian suku bunga minimum terpantau naik.
Suku bunga minimum valas naik 2 bps menjaid 0,61 persen. Suku bunga maksimum turun 4 bps menjadi 1,82 persen.