Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan menilai dampak pelonggaran Giro Wajib Minimum mulai awal 2020 akan dirasakan semua bank di tiap kelompok usaha.LPS menilai dampak kebijakan ini akan lebih banyak dirasakan bank-bank bermodal besar.
Sekretaris LPS Muhamad Yusron mengatakan, ruang pertumbuhan terbesar dimiliki bank-bank besar karena mereka memiliki basis likuiditas yang tinggi melalui dana pihak ketiga (DPK). Hal tersebut tidak dimiliki bank bermodal kecil sehingga ruang gerak yang tercipta pascapelonggaran GWM tak akan berdampak banyak.
“Ruang pertumbuhan terbesar tetap di bank buku besar karena efek size DPK-nya memang besar,” ujar Yusron kepada Bisnis, Jumat (22/11/2019).
Dalam Indikator Likuiditas November yang baru dirilis, LPS memproyeksikan ekspansi kredit hingga akhir tahun akan lebih besar dikontribusikan bank besar. Hal serupa disebut akan terbatas dilakukan bank menengah dan kecil lantaran kemampuan pendanaan dan pembiayaan mereka terbatas.
LPS memprediksi pertumbuhan kredit hingga akhir 2019 akan mencapai 10,5 persen year on year (yoy). Untuk DPK, pertumbuhandiprediksi mencapai 7,4 persen yoy. Jarak pertumbuhan kredit serta DPK juga diperkirakan menyempit dan berujung pada berkurangnya tekanan likuiditas perbankan.
Untuk 2020, lembaga ini memproyeksikan pertumbuhan kredit mencapai 11,5 persen yoy. Kemudian, pertumbuhan DPK diprediksi mencapai 8,4 persen yoy dan loan to deposit ratio (LDR) perbankan ada di angka 99,5 persen.
Baca Juga
“Untuk bank kecil menurut kami kuncinya pada seberapa cepat mereka memperbaiki aset quality-nya,” ujar Yusron.