Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri Taspen akan kembali menerbitkan obligasi pada paruh pertama tahun depan. Bank mengincar penggalangan dana sebesar Rp3 triliun yang akan terbagi ke dalam dua tahap.
“Tahun depan kisaran semester I maksimal di Rp3 triliun. Dibagi dua, jadi seperti Rp1 trilun dan Rp2 triliun atau Rp1,5 triliun dan Rp1,5 triliun. Itu tergantung situasi bisnis seperti apa,” kata Direktur Bank Mantap Nurkholis Wahyudi di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Adapun obligasi tersebut merupakan lanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB). Bank mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan untuk menerbikan PUB sebesar Rp4 triliun hingga 2022.
Sementara itu, Bank Mantap, hari ini, Rabu (27/11/2019), mencatatkan obligasi perdana PUB tahap I 2019 sebesar Rp1 triliun. Bank menggandeng empat perusahaan penjamin emisi, yakni Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas, BCA Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas. Dalam penerbitan obligasi tahap 1 ini, bank mencatat permintaan sebesar Rp2,8 triliun.
Direktur Bank Mantap Nurkholis Wahyudi mengatakan bahwa PUB I 2019 terbagi dalam dua seri. Pertama, Seri A dengan kupon 7,90% bertenor 3 tahun memiliki nilai emisi Rp700 miliar. Keduai, Seri B dengan kupon 8,20% bertenor 5 tahun senilai Rp300 miliar.
Para investor pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kupon pertama pada tanggal 20 Februari 2020 untuk Seri A dan 26 Februari 2020 untuk Seri B. Selanjutnya Bank Mantap secara rutin membayar kupon satu kali pada setiap triwulan.
Baca Juga
“Pada PUB tahap I ini komposisi emisi yang dimiliki oleh investor institusi sebesar 99% dan investor ritel sebesar 1%,” kata Nurkholis dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Obligasi tersebut digunakan dalam rangka mendukung ekspansi bisnis perseroan. Nurkholis menjelaskan bahwa bank secara rata-rata menyalurkan kredit dengan tenor 10 tahun. Dengan demikian memerlukan strategi untuk mengatur pendanaan untuk memenuhi profil pembiayaan tersebut.
Adapun pada akhir tahun ini bank menargetkan penyaluran dana sebesar Rp20,46 triliun atau naik 31,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Per Oktober 2019, portofolio kredit telah mencapai Rp19,47 triliun.
Secara segmentasi perseroan memiliki fokus penyaluran kredit kepada debitur pensiunan. Sebagian besar kredit bank atau Rp18,14 triliun merupakan kontribusi dari segmen tersebut.