Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menerbitkan Certificate of Deposit Programme senilai US$1 miliar atau senilai Rp14 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS). Hal ini dirilis melalui Kantor Cabang New York.
Certificate of Deposit Programme merupakan sertifikat deposito tanpa warkat global berdenominasi dolar Amerika Serikat yang dapat dilakukan dalam beberapa tahap. Sertifikat deposito ini dapat ditransaksikan melalui Euroclear dan Clearstream.
Sertifikat deposito tanpa warkat ini memiliki tenor sampai dengan 12 bulan dan bersifat clean basis (tanpa jaminan). Rencananya dana tersebut akan digunakan antara lain untuk ekspansi bisnis dan pembiayaan kembali utang yang telah ada atau debt refinancing.
“Perseroan melalui Kantor Cabang New York menunjuk DBS sebagai arranger, dan DBS, MUFG Securities, Mizuho Securities, BNP Paribas, UOB, HSBC dan SMBC Nikko Securities sebagai programme dealer, serta Citibank sebagai issuing and paying agent,” ujar Sekretaris Perusahaan BNI Meiliana dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Rabu (15/1/2020).
Adapun kantor cabang BNI New York adalah satu di antara enam cabang dan satu subcabang luar negeri yang dimiliki perseroan.
Sementara itu, BNI per September 2019 membukukan aset sebesar Rp815,3 triliun atau tumbuh 6,8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Hal ini didukung oleh pertumbuhan kredit sebesar 14,7% yoy menjadi Rp558,7 triliun.
Baca Juga
Pertumbuhan kredit BNI didorong oleh pembiayaan pada segmen korporasi yang tumbuh 18,1% yoy menjadi Rp 291,7 triliun. Korporasi swasta menyerap sebesar Rp181,1 triliun, naik 24,8% yoy, dan perusahaan pelat merah Rp110,7 triliun, tumbuh 8,6% yoy. Selain segmen Korporasi, usaha kecil juga memberikan kontribusi signifikan, yakni 19,2% yoy.
Pada segmen konsumer, BNI mencatat payroll sebagai kontributor utama pertumbuhan bisnis, dengan kenaikan 13,1% yoy. Hal ini sejalan dengan strategi perseroan melakukan perluasan pasar dengan memokuskan diri pada pemberian kredit kepada karyawan institusi pemerintah dan BUMN.
Hingga September 2019, kredit payroll kepada karyawan BUMN dan pemerintahan berkontribusi sekitar 64,4% dari total portofolio.