Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. manargetkan frekuensi transaksi agen layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (laku pandai) mencapai 150 juta kali dalam setiap bulan pasca kerja sama dengan Bukalapak.
Bukapalak memiliki 1,5 juta merchant atau warung tardisional yang akan bergabung menjadi agen laku pandai Bank Mandiri. Saat ini, Bank Mandiri telah memiliki 33.500 agen laku pandai dengan frekuensi 13 juta transaksi senilai Rp16 triliun.
Direktur Consumer & Retail Transaction Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan proses akusisi 1,5 juta merchant Bukalapak menjadi agen laku pandai Bank Mandiri akan berlangsung selama tiga sampai lima bulan. Nantinya, pendapatan transaksi dari agen laku pandai tersebut akan dibagi dua dengan Bukalapak.
Dia menjelaskan perhitungan menaikkan frekuensi transaksi sebesar 150 juta tersebut didapat dari rata-rata transaksi satu agen laku pandai. Setidaknya, satu agen laku pandai bisa melakukan lima frekuensi transaksi dalam satu hari. Apabila, terdapat tambahan 1 juta agen, selama satu bulan akan ada frekuensi 150 juta transaksi.
"Dengan adanya 1,5 juta mitra warung yang dimiliki Bukalapak akan secara signifikan menambah agen laku pandai Bank Mandiri. Harapannya kecepatan kami menambah agen laku pandai masif cepat," katanya, Senin (10/2/2020).
Menurutnya, untuk sementara waktu agen laku pandai tersebut baru bisa melakukan pembukaan rekening dan melakukan transaksi berupa setor tunai, tarik tunai, maupun pengiriman uang dan pembayaran tagihan. Apabila transaksi tersebut telah berhasil dilakukan, baru akan berlanjut ke tahap dua, berupa penyaluran kredit ke usaha mikro dan insurance.
Baca Juga
Bank Mandiri menargetkan pada tahun depan transaksi pengajuan pinjaman di agen laku pandai baru bisa dilakukan pada tahun depan. Sementara itu, insurance masih belum bisa dilakukan dan belum ada target pasti.
"Kami masih beresin step satu-satu. Kalau kelihatan bisnis oke, kami bisa naik secara pelan-pelan," katanya.