Bisnis.com, JAKARTA - Segmen ritel bakal menjadi fokus PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ke depan karena penyaluran kredit ke sektor ini meningkat Rp15 triliun sampai Rp20 triliun dalam satu tahun.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan segmen ritel memiliki potensi yang besar, tetapi risiko kredit yang dihasilkan sebanding. Lantaran hal tersebut, perseroan cukup berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor tersebut dengan melakukan credit scoring.
Salah satu yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan layanan digital untuk menyasar sektor tersebut. Setidaknya biaya modal atau capital expenditure (capex) digital mencapai 30 persen dari total capex atau dari sebelumnya Rp1,7 triliun menjadi Rp2,3 triliun pada tahun ini.
"Kalau salah [penyaluran kredit ke ritel] impact besar bisa ke NPL [non-performing loan]. Bukan berarti kami takut sama ritel, dalam kredit pasti ada NPL sepanjang bisa manage dengan baik," katanya di Kantor Bisnis Indonesia, Senin (9/3/2020).
Wakil Direktur Utama Hery Gunardi mengatakan perseroan berupaya menyeimbangkan penyaluran kredit ke segmen wholesale dan ritel. Upaya untuk menyeimbangkan target tersebut akan dilakukan dengan dibantu teknologi. Bank Mandiri bahkan telah menggandeng financial technology (fintech) untuk memuluskan jalan tersebut.
"Kami dengan fintech bukan musuhan tetapi berteman, dalam beberapa bulan belakangan Bank Mandiri intens MoU dengan fintech," katanya.
Baca Juga
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan saat ini bank umum kegiatan usaha (BUKU) III dan IV berfokus ke corporate banking di tengah kondisi ekonomi global yang belum kondusif dan kondisi komoditas yang volatile. Hal tersebut memberikan tantangan pada yield of loan karena masing-masing bank berebut di pasar yang sama.
"Karena semua berebut di ranah yang sama, jadi kami lihat penurunan ini [penyaluran kredit ke korporasi," sebutnya.
Adapun, dalam presentasi analyst meeting yang dipublikasikan Bank Mandiri, dari total penyaluran kredit senilai Rp276,1 triliun pada 2019, porsi kredit sektor retail mencapai 36,1 persen. Porsi penyaluran kredit sektor retail terus bertumbuh dari 31,8 persen pada kuartal I/2014 hingga mencapai titik tertinggi di kuartal IV/2019.
Pada 2020, Bank Mandiri menargetkan penyaluran kredit ke sektor retail dapat mencapai 43 persen yang terdiri dari komersial 18 persen, small medium enterprise (SME) 8 persen, dan micro 17 persen. Sisanya, sebanyak 45 persen ke sektor korporasi dan 12 persen ke sektor konsumer.