Bisnis.com, JAKARTA-- Sejumlah perusahaan pembiayaan mulai mengantisipasi risiko peningkatan kredit macet atau non performing finance (NPF) dari tekanan ekonomi akibat penyebaran virus corona atau Covid-19.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menjelaskan situasi saat ini dinilai masuk dalam kategori kondisi luar biasa.
"Kalaupun NPF naik itu harus kami hadapi. Kalau kondisi kembali normal kami yakin pasti bisa diturunkan lagi," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (19/3/2020).
Roni menyebut hingga akhir 2019 lalu non performing finance BCA Finance mencapai 1,4 persen. Perusahaan menargetkan kredit macet ini bisa bertahan di posisi yang sama. Perusahaan akan mencarikan solusi bersama karena keterlambatan bayar oleh nasabah ke depan diyakini bukan dikarenakan kesengajaan oleh para nasabah, tapi disebabkan hal lain.
Sementara itu Direktur Utama Buana Finance Yannuar Alin menjelaskan di tengah imbauan pemerintah untuk melakukan kerja dari rumah (work from home/WFH), tidak semua lini bisnis perusahaan dapat melakukan. Menjaga kualitas kredit, perseroan tetap fokus melakukan penagihan.
"Hal ini pasti berdampak [kualitas kredit], Buana Finance sampai saat ini bagian collection [penagihan] belum diberlakukan WFH untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet," ujarnya kepada Bisnis.
Baca Juga
Dia juga menyebutkan bila ada kebijakan terkait dari OJK berupa relaksasi kolektabilitas, pihaknya akan mempertimbangkan hal tersebut untuk dijalankan.
Sampai akhir 2019 lalu, posisi NPF Buana Finance berada di angka 2,4 persen, dan tahun ini diharapkan dapat membaik yaitu turun ke posisi 2,2 persen.