Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berencana untuk melakukan pembelian kembali sahamnya atau buyback dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp2 triliun.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia pada Jumat (20/3/2020), perseroan menyatakan aksi tersebut mengacu pada Peraturan OJK No.2/POJK.04/2013 jo. Surat Edaran OJK No.3/SEOJK.04/2020.
Aksi tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi perekonomian saat ini mengalami perlambatan dan tekanan baik, secara regional maupun nasional, yang salah satunya disebabkan oleh wabah virus corona (Covid-19). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 18,46 sejak awal tahun.
"Sesuai dengan SEOJK No.3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor," demikian pengumuman dari manajemen.
Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan secara bertahap untuk periode tiga bulan terhitung sejak 20 Maret 2020 sampai dengan 19 Juni 2020. Pelaksanaan transaksi pembelian saham akan dilaksanakan melalui Bursa Efek Indonesia.
Keputusan buyback akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Baca Juga
Bank Mandiri menggunakan kas internal untuk buyback tersebut. Dengan demikian, aset dan ekuitas akan menurun senilai Rp2 triliun.
Namun, emiten dengan kode saham BMRI ini menyatakan dampak terhadap biaya operasional tidak material, sehingga laba rugi diperkirakan masih sejalan dengan target.
"Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan transaksi pembelian kembali saham tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha, mengingat Bank Mandiri memiliki modal dan cash flow yang cukup," jelasnya.
Adapun, jumlah aset Bank Mandiri pada 31 Desember 2019 tercatat senilai Rp1.318,24 triliun dengan laba bersih tahun berjalan Rp27,48 triliun. Ekuitas perseroan senilai Rp209,03 triliun dan laba per saham Rp588,90.
Setelah pembelian kembali saham, aset perseroan menjadi Rp1.316,24 triliun dengan laba bersih tetap. Ekuitas menjadi Rp207,03 triliun dan laba per saham naik menjadi Rp593,19.