Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksikan masih terdapat potensi kenaikan risiko kredit (Loan at Risk/LaR), yang terlihat dari peningkatan LaR pada 2019.
BI mencatat, LaR industri perbankan meningkat dari 9,23 persen pada 2018 menjadi 9,93 persen pada 2019. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan rasio kredit pada kolektabilitas, baik restru, maupun nonrestru.
Dikutip dari Laporan Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia yang dirilis pada Selasa (28/4/2020), beberapa sektor disebutkan perlu mendapat perhatian karena memiliki potensi pemburukan risiko kredit yang ditandai dengan peningkatan LaR yang cukup signifikan.
Dari sepuluh sektor ekonomi, beberapa sektor yang mengalami peningkatan LaR, di antaranya sektor pertanian, industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, dan sektor lain-lain.
Peningkatan risiko kredit sektor-sektor tersebut terdampak dari penurunan kinerja korporasi, yang secara langsung mempengaruhi industri manufaktur dan perdagangan.
Di samping itu, terdapat dampak lanjutan pada pendapatan masyarakat, yang terlihat dari meningkatnya risiko kredit sektor lain-lain. Penurunan harga komoditas juga memiliki dampak langsung pada sektor pertanian.
Baca Juga
Namun demikian, BI menyatakan risiko kredit yang sedikit meningkat masih terjaga pada level yang aman. Ini mencerminkan bank berhasil memitigasi risiko dengan baik.