Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai bahwa pandemi virus corona yang masih terjadi menjelang masa mudik akan memengaruhi kinerja asuransi perjalanan dan asuransi kendaraan.
Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menjelaskan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 akan menekan penetrasi produk asuransi umum, yakni asuransi perjalanan dan asuransi kendaraan.
Menurut Dody, asuransi perjalanan dan asuransi kendaraan menjadi produk yang sering dibeli bersamaan menjelang lebaran, yakni untuk keperluan mudik. Namun, keterbatasan ruang gerak selama PSBB membuat sejumlah masyarakat tidak bepergian sementara waktu.
Kondisi tersebut membuat dua produk asuransi umum itu berpotensi terganggu kinerjanya, terlebih pemerintah secara resmi telah memberlakukan larangan pulang kampung dan pembatasan keluar-masuk wilayah yang dilabeli zona merah.
"Namun, paket perjalanan masih tetap banyak yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi, dan available jika kondisi sudah memungkinkan," ujar Dody kepada Bisnis, Senin (4/5/2020).
Dia menjelaskan bahwa kinerja asuransi kendaraan yang stagnan pada tahun lalu berpotensi berlanjut hingga saat ini, seiring terhambatnya kinerja industri otomotif. Menurut Dody, pihaknya menerima informasi bahwa pabrikan kendaraan bermotor mengurangi produksi kendaraan bermotor.
"Indikasi penurunan premi lini bisnis asuransi kendaraan sudah terlihat sejak kuartal IV/2019 lalu, di mana info dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia [Gaikindo] yang mengoreksi target pertumbuhan penjualan kendaraan. Dan data AAUI memang pertumbuhan premi relatif stagnan," ujarnya.