Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Bank Jangkar, Begini Keinginan Bank MNC

Industri perbankan mulai melakukan restrukturisasi sejak awal kuartal pertama dan bank jangkar dinilai bakal membantu bank-bank dalam merealisasikan program ini.
Presiden Direktur PT Bank MNC Internasional Tbk. Mahdan (tengah) berbincang dengan Komisaris Independen Jeny Gono (dari kiri), Presiden Komisaris Ponky N. Pudijanto, Direktur Hermawan dan Direktur Rita Montagna, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Presiden Direktur PT Bank MNC Internasional Tbk. Mahdan (tengah) berbincang dengan Komisaris Independen Jeny Gono (dari kiri), Presiden Komisaris Ponky N. Pudijanto, Direktur Hermawan dan Direktur Rita Montagna, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank MNC Internasional Tbk. berharap prinsip bank jangkar sebagai chanelling dalam penempatan dana pemerintah lebih dikedepankan.

Pasalnya, hal tersebut akan cepat membantu bank pelaksana melakukan restrukturisasi yang saat ini aktif membantu program pemerintah dalam mendukung pelaku UMKM di masa pandemi.

Presiden Direktur Bank MNC Mahdan Ibrahim mengatakan permintaan restrukturisasi masih terus berjalan dan diproses oleh pelaku industri perbankan.

Dalam mempercepat proses ini, diperlukan pula proses masuknya likuiditas dari bank jangkar dengan skema chanelling, bukan dengan business to business yang memerlukan waktu lebih panjang lantaran proses penilaian.

"Bagi saya, tentunya skema chanelling akan sangat membantu. Bagaimana pun kami membutuhkan kecepatan dalam membantu UMKM ini," katanya kepada Bisnis, Selasa (2/6/2020).

Di luar itu, Mahdan cukup mengkhawatirkan pembahasan skema bank jangkar yang terlalu alot. Padahal pelaku industri perbankan sudah mulai melakukan restrukturisasi sejak awal kuartal pertama.

"Ini lama sekali, kita masih terus bicara bank jangkar tetapi bentuk aturan konkretnya belum keluar. Apapun itu, secara general, semua skemanya harus cepat dan sudah harus ada petunjuk teknisnya," ujarnya.

Meski demikian, Mahdan mengklaim kondisi perseroan masih sangat aman. Restrukturisasi tidak dilakukan secara masif, tetapi tetap dengan mendahulukan prinsip kehati-hatian.

Perseroan juga melihat track record bisnis debitur, sekaligus itikad baiknya dalam menyelesaikan kewajibannya.  "Semua aman. Likuiditas kami masih dalam posisi yang bagus baik itu LDR maupun LCR," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper