Bisnis.com, JAKARTA - Minat institusi untuk menyalurkan dana lewat perusuahaan financial technology peer to peer lending semakin tinggi. Hal ini seperti dinyatakan PT Investree Radhika Jaya (Investree) yang mengungkapkan jumlah pendana institusi di perseroan terus meningkat sejak beroperasi pada 2016 lalu.
Adrian Gunadi, Co-Founder dan CEO Investree menjelaskan secara demografi, mayoritas atau 99 persen pendana atau lender pada tahun 2016 adalah pendana ritel.
"Dimulai dari Desember 2016, pendana ritel kami mencapai 99 persen, sedangkan institusi hanya 1 persen, saat ini jumlah pendana institusi naik sampai 42 persen," ujarnya dalam konferensi pers daring Kamis (2/7/2020).
Secara tahunan, jumlah pendana institusi di Investree terus tumbuh positif, yaitu berturut-turut mulai dari 1 persen, 4 persen, 20 persen, sampai 32 persen pada Desember 2019 lalu. Kemudian saat ini di semester I/2020 porsinya di angka 42 persen.
Kemudian untuk pendana ritel, porsinya terus turun yaitu dari mulai 99 persen, 96 persen, 80 persen, 68 persen di Desember 2019. Lalu menjadi 58 persen di akhir semester I/2020.
Dari total pendana ritel tersebut, sebagian besarnya atau sebanyak 40,38 persen adalah kelompok milenial dengan rentang usia 21 tahun -30 tahun.
Lalu bila dilihat secara wilayah, sebanyak 84 persen pendana ritel saat ini berasal dari Pulau Jawa.
Adapun sebagian besar dana pinjaman Investree saat ini disalurkan ke produk invoice financing sebesar 90,9 persen dengan rerata dana pinjaman senilai Rp518,9 juta. Kemudian produk kredit modal kerja sebesar 7,2 persen dengan rerata pinjaman senilai Rp561,2 juta, serta produk buyer financing sebesar 1,27 persen dengan rerata pinjaman senilai Rp1,2 miliar.