Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. akan mengoptimalkan permodalan yang dimiliki untuk mengembangkan layanan bank berbasis digital.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menyampaikan perseroan tidak memiliki kendala pendanaan dalam mengembangkan layanan bank berbasis teknologi. Meski diakui investasi untuk mengembangkan digital banking secara persentase cukup besar.
Dia mengatakan kondisi permodalan perseroan saat ini sangat baik. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat 116 persen per Maret 2020.
Perseroan akan mengoptimalkan dana hasil rights issue yang selesai pada April 2020 senilai Rp1,34 triliun untuk pengembangan layanan digital. Untuk itu, dalam waktu dekat perseroan tidak akan menggali pendanaan baru seperti penerbitan obligasi.
"Kami akan memanfaatkan permodalan yang sudah didapat pada bulan April kemarin untuk pendanaan di semester kedua ini," katanya dalam public expose insidentil, Kamis (9/7/2020).
Lebih lanjut, manajemen mengatakan tidak ada rencana tender offer usai rights issue yang selesai April kemarin.
Baca Juga
"Saya rasa kami tidak ada rencana tender offer," imbuhnya.
Selain itu, dengan tambahan modal hasil rights issue, Bank Jago naik peringkat ke BUKU II dengan ekuitas senilai Rp1,3 triliun dan aset senilai Rp1,8 triliun per April 2020. Per Maret 2020, loan to deposit ratio (LDR) sebesar 58 persen dan non-performing loan (NPL) 2,09 persen.
"Saat ini kami tengah merampungkan bisnis model dan menyempurnakan aplikasi yang akan kami luncurkan sebelum kuartal IV/2020. Seiring berjalannya bisnis model Bank Jago, indikator kinerja perseroan saat ini tentunya nanti akan ikut berubah," kata Kharim.