Bisnis.com, JAKARTA -- Pemegang saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. diharapkan memperhitungkan kinerja riil sebelum melakukan aksi korporasi penyuntikan modal.
Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi Banten menyebutkan siap untuk mendukung permodalan Bank banten dengan dana yang bisa dikonversi menjadi modal adalah saldo yang masih di rekening kas daerah senilai Rp1,55 triliun.
Pemprov Banten pun menyatakan telah memperhitungkan kemampuan keuangan daerah mengenai rencana penyuntikan modal ini.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan penyuntikan modal akan selalu menjadi sentimen baik bagi bank, pasar, dan nasabah.
Namun, dia mengatakan pemegang saham pun juga perlu memperhitungkan kinerja banknya agar penyuntikan dapat efektif meningkatkan kinerja, bukan hanya penyelesaian sementara jangka pendek.
"Penyuntikan modal selalu bagus. Namun, tetap perlu melihat kondisi bank. Apalagi uang yang disuntikan adalah kas daerah yang sebenarnya juga punya peruntukan untuk belanja daerah," katanya, Selasa (14/7/2020).
Trioksa mengatakan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) emiten berkode BEKS masih berada di atas 5 persen pada akhir tahun lalu. Risiko kredit ini tentu lebih besar seiring dengan dalamnya dampak ekonomi pademi virus corona tahun ini.
"Apalagi bank daerah selalu punya peran besar terhadap pengembangan UMKM, termasuk Bank Banten. Maka dari itu pengelolaanya dulu yang perlu dipastikan," ujarnya.
Berdasarkan laporan publikasinya, rasio kredit UMKM terhadap total kredit mencapai lebih dari 30 persen, atau lebih tinggi dari batas yang diwajibkan regulator, sebesar 20 persen.