Bisnis.com, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mayapada International Tbk. memutuskan laba bersih 2019 senilai Rp528 miliar digunakan untuk penguatan modal.
Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi mengatakan para pemegang saham sepakat untuk terus mendukung penguatan modal perseroan, di samping rencana penyuntikan baru pada tahun ini.
"Laba bersih kami Rp528 miliar. Secara general itu digunakan untuk penguatan modal, tetapi 2,56 persen dari laba bersih itu digunakan untuk pencadangan," paparnya usai RUPST, Kamis (16/7/2020).
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) emiten berkode MAYA ini tercatat sebesar 17,1 persen. Rasio ini juga ditopang oleh penempatan dana dari Dato' Sri Tahir yang mencapai Rp4,4 triliun beberapa bulan lalu.
Hariyono menginformasikan Cathay Life Insurance sudah mencapai tahap final dalam proses due diligance.
Dia mengklaim pemegang saham Bank Mayapada tersebut memiliki keinginan kuat untuk penguatan modal perseroan yang juga ditujukan mendorong perseroan tembus ke Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV.
"Cathay itu memiliki komitmen tinggi juga di Bank Mayapada. Makanya, dia menjalani proses due diligence," imbuhnya.
Lebih lanjut, Hariyono menyebutkan perseroan terus fokus pada penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tertekan cukup dalam sepanjang paruh pertama tahun ini.
"Kami terus perkuat komunikasi dengan nasabah. Kami juga tawarkan special rate untuk menarik nasabah, tapi tidak terlalu tinggi, 1 persen di atas rata-rata suku bunga deposito bank besar. Yang itu pun terus turun," imbuhnya.
Adapun, sepanjang tahun lalu Bank Mayapada mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 9,46 persen dibandingkan dengan 2018 menjadi Rp71,88 triliun.
Pada periode yang sama, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) juga tercatat tumbuh menjadi Rp2,81 triliun dari posisi akhir 2018 yang sebesar Rp2,08 triliun.
Meskipun demikian, secara total, aset Bank Mayapada tetap tumbuh dari 2018 ke 2019 sebesar 7,4 persen menjadi Rp93,408 triliun.