Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Oke Indonesia Tbk. masih optimistis kredit dapat tumbuh agresif sebesar 25 persen pada 2020, seiring dengan permintaan yang baik serta kualitas kredit sepanjang paruh pertama.
Perseroan juga meyakini dapat merealisasikan penyuntikan modal senilai Rp500 miliar lagi untuk pendorong transmisi fungsi intermediasi dan investasi digital.
Direktur kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah menyebutkan baki kredit perseroan masih tergolong kecil, sehingga memiliki peluang yang cukup besar untuk ekspansi kredit dengan pertumbuhan tinggi.
"Hal ini didiorong pula oleh debitur kami di segmen usaha kecil menengah yang masih cukup baik. Target kredit 25 persen masih bisa," katanya, Kamis (6/8/2020).
Adapun, pertumbuhan kredit pada paruh pertama tahun ini mencapai sekitar 18,75 persen secara tahunan menjadi Rp3,78 triliuun dan dana pihak ketiga (DPK) naik 26,09 persen secara tahunan menjadi Rp2,53 triliun.
Restrukturisasi per Juni tahun ini tercatat Rp1,2 triliun sehingga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) masih dapat dijaga di rasio 3,10 persen.
Lebih lanjut, penyuntikan modal pun akan dilaksanakan kembali pada Oktober 2020 dengan nilai yang telah direncanakan sebeumnya, yaitu Rp500 miliar. Jika terealisasi, maka modal inti tier satu bank umum kelompok usaha (BUKU) II ini akan tembus di posisi Rp2,34 triliun.
Selain ekspansi kredit, Efdinal mengatakan perseroan akan mulai mengembangkan digital banking yang sesuai dengan kebutuhan debiturnya di sektor perdagangan dan perhotelan.
"Kami juga akan fokus ada efisiensi operasional," ujarnya.
Di samping itu, Wakil Direktur Utama Bank Oke Indonesia Hendra Lie mengatakan bisnis perhotelan tengah mendapat dampak negatif sangat besar.
"Saat ini untuk hotel kami pun belum bisa melihat pontensinya karena average occupancy masih minim. Namun, sektor restoran sejauh ini take away-nya masih bagus. Masih terus kami kaji," imbuhnya.