Bisnis.com, JAKARTA - Para pelaku industri asuransi mulai meracik strategi, demi mendongkrak lagi kinerja pertumbuhan premi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa titik terang untuk industri ini mulai terbuka karena pertambahan premi tercatat sebesar Rp23,1 triliun pada Juli 2020.
Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp13,7 triliun premi disumbang oleh asuransi jiwa, sedangkan dari asuransi umum dan reasuransi sebanyak Rp9,4 triliun. Premi asuransi umum dan reasuransi, tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dengan kenaikan sebesar 2,22% dari Rp58,8 triliun pada Juli 2019 menjadi Rp60 triliun.
Sementara itu, pertumbuhan premi asuransi jiwa masih mengalami kontraksi hingga sebesar 10,69%, yakni dari Rp104,2 triliun pada Juli 2019 menjadi Rp93,1 triliun pada bulan yang sama tahun ini.
Bagi PT BNI Life Insurance, peningkatan awareness atau kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi merupakan strategi utama bertahan di era new normal selepas pandemi Covid-19.
Anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ini mengalami tren yang sejalan dengan data industri yang dilaporkan OJK. Per akhir semester I/2020, premi unitlinked industri asuransi mengalami kenaikan 3,2% (year-on-year/yoy), sedangkan BNI Life membukukan kenaikan sebesar 2,5% (yoy) dengan nilai total Rp1,7 triliun.
"Untuk meningkatkan kesadaran pentingnya berasuransi kepada masyarakat khususnya di masa pandemi ini kami secara berkala melakukan edukasi dan literasi pentingnya berasuransi melalui kanal digital," ujar Head of Legal, Compliance and Investigation BNI Life Arry Herwindo Wildan, Jumat (28/8/2020).
Baca Juga
Oleh sebab itu, pemanfaatan sosial media, email blast dengan e-flyer atau artikel kepada nasabah individu dan korporasi, serta optimalisasi website merupakan kunci.
"Di samping itu, kami juga tiap minggu melakukan live IG di @bnilifeid dengan mengangkat topik terkait asuransi, keluarga, komunitas, kesehatan dan lifestyle. Harapannya, kegiatan edukasi dan literasi di atas dapat mendukung proyeksi perusahaan di tahun ini yakni premi mencapai Rp4,1 triliun," jelasnya.
Arry juga menyebut perusahaan memiliki target memperoleh laba Rp307 miliar pada tahun ini, naik tipis dibandingkan dengan perolehan laba sepanjang 2019 sebesar Rp300 miliar.
"Kita juga punya target bisa mendukung pemerintah dalam meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia melalui kegiatan edukasi dan literasi secara digital termasuk melalui para tenaga pemasar kami yang berada di cabang bank BNI di seluruh Indonesia," tutupnya.
Sementara itu, optimisme juga tengah digaungkan PT Asuransi Simas Insurtech, karena terbilang berhasil meningkatkan pendapatan premi lewat inovasi produk-produk baru.
Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana menjelaskan bahwa pertumbuhan gross premi semester I/2020 dibanding semester I/2019 bahkan mencapai 135% (year-on-year/yoy).
"Nilainya, Rp125 miliar, periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp53 miliar. Kenaikan didukung oleh beberapa produk seperti asuransi pengiriman dari marketplace, asuransi peer-to-peer lending dan asuransi moveable all risk," jelasnya kepada Bisnis.
Seperti diketahui, di tengah pandemi Covid-19, segala hal berbasis teknologi memang tengah marak. Oleh sebab itu, upaya Simas Insurtech mengakomodasi asuransi kredit Fintech P2P lending dan asuransi pengiriman barang, ternyata memang mampu menjadi kunci pertumbuhan.