Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak lima nama di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. resmi berpindah menempati posisi strategis di BNI. Keputusan itu disebut datang dari pemegang saham dan tidak berkaitan dengan berpindahnya Royke Tumilaar sebagai direktur utama di BNI.
Adapun nama pengurus yang berpindah tersebut yakni Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar, mantan Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Silvano Rumantir, mantan Senior Executive Vice President Wholesale Risk Bank Mandiri David Pirzada, mantan Senior Vice President SME Banking Muhammad Iqbal, dan mantan Senior Vice President Strategy & Performance Management Bank Mandiri Novita Widya Anggraini.
Kepada awak media, Royke menerangkan penunjukan Silvano Rumantir sebagai Direktur Corporate Banking di BNI merupakan keputusan pemegang saham. Pemindahan Silvano tersebut pun dinilai tidak berkaitan dengan dirinya yang ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank BNI.
Royke menilai penunjukan Silvano sebagai Direktur Corporate Banking di BNI berkaitan dengan pengalaman yang selama ini dimilikinya. Silvano sebelumnya pernah menjabat sebagai CEO Mandiri Sekuritas dan juga pernah mendukuki jabatan Direktur Korporasi di sejumlah bank asing sebelum akhirnya menjadi Direktur Keuangan di Bank Mandiri.
Apalagi, lanjutnya, bisnis Bank BNI secara kebetulan juga hampir sama dengan Bank Mandiri. Hal ini menjadi landasan pemindahan Silvano dari Bank Mandiri ke Bank BNI.
"Pak Silvano mantan CEO Mandiri sekuritas dan pernah jadi SEVP Corporate Banking Mandiri dan corporate banking di bank lain seblum bergabung dengan Bank Mandiri, dengan kompetensi yang ada dan kinerja yang ada, Pak Silvano ditunjuk jadi Direktur corporate banking," katanya, Rabu (2/9/2020).
Baca Juga
Selain Silvano, ada tiga nama lain yang juga ikut berpindah menduduki jabatan direksi Bank BNI, yakni David Pirzada menjadi Direktur Manajemen Risiko, Muhammad Iqbal menjadi Direktur Bisnis UMKM, dan Novita Widya Anggraini sebagai Direktur Keuangan.
"Yang lain ada selain direktur yakni satu SEVP dan dua SVP," sebutnya.
Royke belum berani memastikan apakah penunjukan Silvano sebagai Direktur Corporate Banking berkaitan dengan rencana pemegang saham untuk menguatkan sektor tersebut di BNI. Hanya saja, Royke menilai perubahan komposisi manajemen BNI bisa saja berkaitan dengan keinginan pemegang saham untuk menguatkan sektor bersangkutan.
Lebih lanjut, Royke menilai kekuatan BNI hampir sama dengan Bank Mandiri. Pemindahan sejumlah nama pengurus di Bank Mandiri ke BNI bukan berarti untuk memperbaiki bank tersebut melainkan untuk membuatnya bersinergi lebih cepat sehingga sama-sama dapat membangun perekonomian nasional.
Apalagi saat ini sektor infrastruktur dinilai bisa mengungkit ekonomi agar bangkit lagi. BNI dan Mandiri bisa sama-sama bersinergi untuk membiayai sektor infrastruktur sebagai upaya menggerakkan perekonomian.
"Dalam kondisi Covid-19, infrastruktur bisa menjadi pengungkit pertumbuhan kredit ke depan, kurang lebih sama dengan Bank Mandiri," katanya.