Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah dinilai perlu turut mengampanyekan atau mempromosikan pentingnya proteksi asuransi di tengah krisis pandemi virus corona ini. Hal tersebut dapat memberikan dua manfaat utama, terproteksinya masyarakat dan tumbuhnya industri asuransi.
Direktur Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menilai bahwa semestinya pemerintah mendorong proteksi masyarakat saat risiko penyebaran Covid-19 semakin tinggi seiring terus meningkatnya catatan kasus positif di Indonesia.
Togar mencontohkan perlakuan pemerintah terhadap industri perbankan pascakrisis 1998. Menurutnya, saat itu pemerintah sangat gencar mengampanyekan masyarakat untuk menabung di bank, salah satunya dengan menjelaskan bahwa simpanan mereka akan lebih aman.
"Dulu pemerintah mempromosikan tabungan dengan sangat masif, lihat dampaknya yang luar biasa, hampir semua lapisan masyarakat menabung di bank, banyak masyarakat Indonesia saat ini punya rekening bank. Nah, sekarang giliran asuransi dan dana pensiunlah," ujar Togar kepada Bisnis, Selasa (15/9/2020).
Dia menilai bahwa jika pemerintah turut andil mempromosikan asuransi, masyarakat akan menjadi lebih sejahtera dan perekonomiannya lebih terjaga. Hal tersebut seperti yang terjadi di sejumlah negara maju dengan kontribusi asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar.
Tumbuhnya industri asuransi pun menurutnya sejalan dengan upaya pemerintah memproteksi masyarakat melalui program jaminan sosial yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Baca Juga
Oleh karena itu, 'suara' pemerintah terkait proteksi menjadi penting bukan hanya bagi masyarakat tetapi juga bagi industri. "At the end, pemerintah akan lebih ringan tanggungannya," ujar Togar.