Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank BUMN Dinilai Akan Tetap Bagi Dividen Walau Laba Turun. Ini Alasannya

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan penurunan dividen pada tahun ini merupakan hal yang wajar karena di tengah pandemi laba bank himbara juga menurun.
Ilustrasi logo bank BUMN.
Ilustrasi logo bank BUMN.

Bisnis.com, JAKARTA -- Pembagian dividen oleh bank-bank BUMN alias anggota himpunan bank milik negara (Himbara) diyakini tetap akan dilakukan pada tahun ini meskipun perolehan labanya menurun.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan penurunan dividen pada tahun ini merupakan hal yang wajar karena di tengah pandemi laba bank Himbara juga menurun. Meskipun demikian, pembagian dividen, masih sangat memungkinkan karena bank Himbara masih tercatat mampu membukukan laba di tengah pandemi.

Seperti misalnya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang mampu membukukan laba senilai Rp10,2 triliun pada paruh pertama 2020. Begitu juga dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang membukukan laba senilai Rp10,29 triliun. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. masing-masing mampu membukukan laba Rp4,46 triliun dan Rp768 miliar.

"Jadi masih sangat mungkin untuk bagi dividen kepada pemerintah, tapi keputusan bagi deviden itu kan nanti mempertimbangkan banyak hal, saya yakin masih tetap ada pembagian dividen, tinggal besar kecilnya saja," katanya.

Terpisah, Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan keputusan untuk melakukan pembagian dividen berada di pemegang saham. Pemegang saham pengendali Bank Himbara merupakan negara dan di tengah defisit APBN, pembagian dividen akan menjadi penting bagi pemerintah.

Belum lagi, pemegang saham minoritas yakni para investor juga akan sangat menanti pembagian dividen dari bank BUMN di tengah ekonomi yang serba sulit akibat pandemi.

Apalagi, saat ini Otoritas sudah memberikan sejumlah relaksasi kepada bank yakni mulai dari restrukturisasi hingga pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Dengan adanya relaksasi tersebut, bank tidak perlu menggerus laba dengan membentuk biaya CKPN yang besar di tengah pandemi.

"Jadi ini sangat tergantung pemegang saham, apalagi bank sekarang tidak perlu bentuk CKPN besar jadi tidak ada alasan untuk tidak membagikan dividen karena pemerintah butuh dana besar," katanya.

Aviliani memproyeksi pembangian dividen akan tetap berada di kisaran 40% sampai 50% pada tahun ini. Pembagian tersebut sudah memperhitungkan return earning yang dialokasikan bank. Apalagi, Bank BRI maupun Bank Mandiri diproyeksi akan menghasilkan laba di atas Rp20 triliun pada tahun ini seperti realisasi tahun lalu.

"Kalau dari sisi dana, di bank-bank itu masih cukup untuk membayarkan dividen, mungkin yang ditinjau seperti BTN harus dilihat lagi, BTN masih butuh dana karena perolehan labanya masih rendah," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper