Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Maybank Indonesia Tbk. merevisi target pertumbuhan kredit menjadi 2 persen hingga 5 persen pada tahun ini. Proyeksi ini lebih rendah dari pada proyeksi awal sebelum Covid-19 yang sebesar 8 persen sampai 9 persen.
Direktur Finance, Financial Planning, Performance Management, dan Procurement & Premises Maybank Indonesia Thila Nadason mengatakan revisi target pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan perubahan yang juga dilakukan industri yang memproyeksi hanya akan tumbuh di kisaran 2 persen. Pertumbuhan kredit ini juga akan menyesuaikan dengan dengan dana pihak ketiga.
Menurutnya, perkembangan kredit tersebut akan bergantung dengan kondisi ekonomi selama pembatasan sosial skala besar (PSBB).
Hingga paruh pertama 2020, total kredit Maybank turun 14,6 persen menjadi Rp115,7 triliun. Penurunan kredit ini juga diikuti dengan naiknya rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) perseroan menajdi 4,99 persen pada semester I/2020 atau lebih tinggi dari realisasi periode sama tahun lalu yang sebesar 2,91 persen.
"Secara total 2020 ini RBB revisi kisaran loan yang kami capai jika dibandingkan dengan 2019, kami harap growth 2 persen hinggga 5 persen, itu adalah target," katanya dalam public expose yang dilakukan secara virtual, Kamis (24/9/2020).
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan strategi perseroan dalam menyalurkan kredit di tengah adanya pandemi tidak banyak berubah. Maybank tetap secara selektif menyalurkan kreit pada debitur-debitur yang terdampak miminal akibat Covid-19.
Hinga semester I/2020, rasio Kredit terhadap simpanan/Loan to Deposit Ratio (Bank saja) berada pada tingkat yang sehat sebesar 94,2 persen sementara rasio cakupan likuiditas/liquidity coverage ratio (Bank saja) berada pada posisi 152,4 persen per Juni 2020. Realisasi ini dinilai jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100 persen.
"Masih banyak lini-lini usaha yang tidak terdampak pandemi, apakah terdampak secara distriusi atau produksi kami akan salurkan pada yang terdampak minimal atau tidak sama sekali, jadi risk appetite tetap ada untuk kredit baru," katanya.
Menurutnya, Maybank saat ini juga mendoron kinerja bisnis yang tidak hanya bertumpu pada penyaluran kredit. Sejumlah transaksi nonkredit seperti transaksi Letter Of Credit (L/C) dan penjualan investasi tetap bertumbuh di tengah pandemi. Bahkan, penjualan produk investasi Maybak tumbuh tertinggi selama sejarah di tengah pandemi.
"Bisnis mana yang kami pandang tetap tumbuh dan tetap tidak berdampak signfikan dan keberlangsungan ke depan tidak diragukan, dan masih ada ruang-eruang pertumbuhan. Kami pastikan setiap ada peluang penyaluran kredit di masa pandemi kami akan ambil peluang tadi," sebutnya.