Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) akan menyalurkan kredit dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke sektor produktif.
Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Ridwan Siregar mengatakan Bank Sumut berkomitmen menyalurkan kredit dari dana PEN sebanyak dua kali dari penempatan dana atau sebesar Rp2 triliun. Adapun, periode penempatan dana PEN yakni selama 6 bulan.
Penyaluran dana PEN akan fokus pada kredit produktif. Syahdan memerinci penyaluran dana PEN akan difokuskan kepada beberapa sektor usaha seperti konstruksi/investasi sebesar Rp700 miliar atau 35 persen dari target penyaluran.
Selanjutnya, kredit akan fokus disalurkan ke sektor usaha perdagangan Rp682 miliar, pertanian Rp348 miliar, industri pengolahan Rp211 miliar, pariwisata sebesar Rp39 miliar, dan lainnya sebesar Rp20 miliar.
"Tujuannya lebih ke UMKM," katanya, Senin (28/9/2020).
Setelah mendapatkan penempatan dana, Bank Sumut segera menyosialisasikan program kredit bagi pelaku UMKM. Dalam penyalurannya, perseroan selektif memilih debitur dan menerapkan prinsip kehati-hatian sebagai mitigasi risiko.
Syahdan menambahkan kredit Bank Sumut sampai dengan akhir tahun diproyeksi tumbuh di kisaran 4,5 persen secara year on year. Proyeksi pertumbuhan ini sesuai dengan revisi rencana Bisnis Bank (RBB), dari sebelum dipangkas sebesar 11 persen yoy.
Sebagai informasi, secara total pemerintah telah mengguyur dana PEN kepada 12 BPD senilai Rp14 triliun. Penempatan dana PEN di BPD pada gelombang pertama menyasar 7 BPD, yakni Bank DKI sebesar Rp2 triliun, Bank BJB Rp2,5 triliun, Bank Jateng Rp2 triliun, Bank Jatim Rp2 triliun, Bank Sulutgo Rp1 triliun, BPD DIY Rp1 triliun, dan BPD Bali Rp700 miliar.
Selanjutnya, pemerintah menambah jumlah bank umum mitra dalam penempatan dana PEN. Kali ini menyasar 4 BPD yakni Bank Sumut dan Bank Sulselbar masing-masing sebesar Rp1 triliun, Bank Jambi Rp300 miliar, dan Bank Kalbar Rp500 miliar.