Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Indef: Kembali ke Zaman Jahiliyah, RUU BI Berpotensi Lahirkan KLBI

RUU BI yang memiliki kepentingan politis ini bisa memicu dibentuknya kebijakan penyaluran kredit dengan suku bunga yang murah, seperti kredit likuiditas BI (KLBI) dan fasilitas ini berujung pada kasus korupsi.
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini menilai amandemen Undang-Undang No.23/1999 tentang Bank Indonesia yang diinisiasi DPR memuat kepentingan politis.

Sebagaimana diketahui, RUU BI dikhawatirkan akan menghilangkan independensi Bank Indonesia (BI) dengan dicetusnya pembentukan Dewan Moneter. Sejalan dengan itu, fungsi pengawasan perbankan juga dikembalikan dari Otoritas Jasa Keuangan ke BI.

"Independesi BI mau digusur, ini pekerjaan bandit politik yang akan mengembalikan sistem moneter di bawah pemerintah, di bawah sistem yang lalu," katanya, Kamis (1/10/2020).

Didik menjelaskan, melalui Revisi UU BI tersebut, bank sentral yang tadinya bersifat independen dapat dikendalikan oleh pemerintah melalui menteri atau DPR.

"BI tidak bisa lagi memainkan peran yang sebenarnya sudah bagus, bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," tuturnya.

Di samping itu, Didik mengatakan RUU BI yang memiliki kepentingan politis ini bisa memicu dibentuknya kebijakan penyaluran kredit dengan suku bunga yang murah, seperti kredit likuiditas BI (KLBI) pascakrisis 1998 dan fasilitas ini berujung pada kasus korupsi.

"Ini dicurigai sebagai intervensi bandit-bandit di dalam politik. Zaman dulu ada yang namanya kredit KLBI. Jagan sampai ini kembali ke zaman jahiliyah lagi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper