Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Telkom (TLKM) Bakal Ekspansif Akuisisi dan Garap Bisnis Ekonomi Digital

Salah satu manfaat terbesar dari investasi di perusahaan digital dengan pengelolaan big data yang besar, yakni peluang akuisisi customer base.
Petugas Telkomsel melakukan pemantauan kapasitas jaringan di salah satu daerah di Sumsel. istimewa
Petugas Telkomsel melakukan pemantauan kapasitas jaringan di salah satu daerah di Sumsel. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Analis MNC Sekuritas Victoria Venny mengungkapkan investasi Telkom Group di waktu yang akan datang tampaknya tak hanya mengincar sektor jaringan infrastruktur telekomunikasi.

Dari hasil pertemuan virtual antara analis saham dengan manajemen Telkom terkait rencana BUMN telekomunikasi tersebut, investasi Telkom diproyeksi akan mengarah ke perusahaan yang memiliki big data besar demi pengembangan bisnis digital. 

Venny menilai langkah Telkom Group untuk masuk ke bisnis digital lewat cara demikian terbilang tepat, sebab dipercaya menciptakan sinergi dengan bisnis inti Telkom Group yang selama ini sudah berjalan sangat baik. Salah satu manfaat terbesar dari investasi di perusahaan digital dengan pengelolaan big data yang besar, yakni peluang akuisisi customer base.

"Telkom nantinya bisa akuisisi customer base perusahan digital tersebut, atau sebaliknya. Sehingga ke depannya, Telkom tak hanya sekadar mengembangkan bisnis connectivity saja, tetapi juga akan merambah ke bisnis ekonomi digital. Kunci utama bisnis masa depan adalah big data analytic," jelas Venny dalam keterangannya, Senin (5/10/2020).

Analis saham ini mengungkapkan bisnis big data analytic harus memiliki customer base yang besar, sehingga mengincar investasi di perusahaan digital yang memiliki customer base besar merupakan keniscayaan bagi Telkom. "Dengan terjun di bisnis digital, nantinya Telkom tidak hanya sebagai dump pipe trafik penyelenggara OTT saja, tetapi mereka sudah main di bisnis digital," tambah Venny.

Selama ini, lanjutnya, perusahaan telekomunikasi di Indonesia hanya dijadikan dump pipe atau menyediakan connectivity bagi penyelenggara platform digital, tanpa peduli dengan potensi nilai ekonomi yang lebih besar yang terdapat pada pipa tersebut.

Bisnis ini membuat operator hanya mendapatkan revenue dari akses data yang setiap hari makin murah, sementara itu value dari aplikasi hanya didapatkan oleh penyedia konten.

Venny mengatakan bahwa peluang Telkom Group untuk menggarap bisnis digital khususnya di perusahaan yang memiliki big data analytic yang besar, masih sangat menjanjikan. Bahkan sebelum Telkom, beberapa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah terlebih dahulu berinvestasi di perusahaan digital.

"Dengan investasi di perusahaan digital, valuasinya akan meningkat. Jika Telkom mengakuisisi perusahaan digital yang memiliki customer base besar akan berpotensi meningkatkan revenue perseroan. Ujung-ujungnya akan meningkatkan value dari Telkom," katanya.

Lebih lanjut, dia menuturkan saat ini beberapa perusahaan konvensional sudah berinvestasi di perusahaan rintisan. Misalnya, ada Astra International Tbk., bersama dengan modal ventura EverHaus yang sudah berinvestasi di bisnis logistik melalui Trukita.

Astra juga sudah berinvestasi di GoJek sebanyak dua kali. Tahun lalu Astra membenamkan investasi sekitar Rp3,5 triliun di GoJek. Setelah itu, kedua perusahaan ini sepakat untuk membuat perusahaan patuangan PT. Solusi Mobilitas Bangsa (SMB). Perusahaan patungan ini meluncurkan solusi mobilitas roda empat dengan merek Gofleet.

"Contoh lainnya BRI melalui BRI Ventures, Program Dana Ventura Sembrani Nusantara ini melakukan investasi di perusahaan rintisan. Pendanaan akan difokuskan untuk seed-growth stage yang terdiri dari seed funding dan pendanaan awal Seri A. Dengan dana Rp300 miliar, Dana Ventura Sembrani Nusantara akan mencari 10 – 15 perusahaan startup di early stage pada sektor finansial, pendidikan, agro maritim, ritel, transportasi, dan Kesehatan."

Meski peluang menggarap bisnis digital sangat besar, Venny mewanti-wanti agar Telkom Group tidak gegabah dalam melakukan investasi. Harus dilihat secara lebih rinci lagi nilai investasi yang akan dikucurkan dan peluang yang akan didapatkan oleh perseroan. Jangan sampai Telkom investasi di perusahaan digital tersebut over value.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper