Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. sedang fokus melakukan pemberdayaan kepada UMKM agar go digital. Saat ini BNI telah mengangkat sebanyak 250.000 UMKM untuk melek digital.
Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto mengatakan UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Oleh karena itu, perseroan siap mendampingi UMKM untuk melalui masa sulit di tengah kondisi pandemi.
Perseroan pun menjalankan serangkaian program terintegrasi yang diharapkan dapat membawa pelaku usaha kecil, yang sedang merintis bisnisnya dari embrio, hingga kemudian berkembang menjadi pelaku usaha sukses yang berorientasi ekspor.
BNI membagi dua kelompok program pemberdayaan UMKM. Pertama, program pendampingan bagi UMKM dalam pengembangan usahanya. Kedua, program pembiayaan.
Pada program pendampingan, BNI selalu menyertai pelaku usaha kecil sejak tahapan peningkatan kapasitas produksi. Kemudian berlanjut pada tahap pengembangan nilai tambah pada produk dan jasa UMKM. Hingga akhirnya sanggup menjangkau pasar ekspor.
Pada program pembiayaan, BNI siap dengan bantuan berskema CSR dan program kemitraan ketika pelaku usaha kecil masih unfeasible dan unbankable. Setelah pelaku usaha kecil naik kelas, perseroan menyiapkan program Kredit Usaha Rakyat atau KUR ketika mereka sudah feasible tetapi unbankable.
Hingga akhirnya UMKM layak menjadi penerima kredit komersial ketika pengusaha sudah feasible dan bankable. Tidak berhenti pada pembiayaan, BNI juga fokus dalam mempertemukan UMKM binaan dengan potential buyer, baik dari nasabah menengah maupun korporasi BNI, sehingga tercipta value chain yang saling menguntungkan.
"BNI mengajak pihak lain yang memiliki misi yang sama untuk membangun sebuah ekosistem pendukung UMKM agar mampu berkembang, baik start up, e-commerce, maupun fintech," terangnya dalam keterangan resmi.
Langkah ini dilakukan untuk mempertajam upaya digitalisasi UMKM sehingga mampu mengakses pasar lebih luas.
Di sektor produksi, BNI menggandeng mitra strategis dari kalangan start up untuk membentuk klaster-klaster spesifik berdasarkan produk yang dikembangkan, seperti program smartfarming dan klaster pertanian uggulan bekerjasama dengan RiTx, Agrosolutions, Agree serta klaster perikanan bekerja sama dengan Aruna, FishON, dan FisTX.
Setelah membawa UMKM menjadi go digital, tahap berikutnya membawa UMKM menjadi layak untuk berorientasi ekspor. Para UMKM terpilih akan melalui rangkaian seleksi, mulai dari kurasi produk, inkubasi, dan scalling up.
Pada tahap inkubasi, pelaku usaha diberi kesempatan untuk menjelaskan keunggulan produknya dan menyempurnakan konsep produknya. Adapun, pada tahap scalling up, pelaku usaha diberikan modal kerja dari BNI agar UMKM dapat memperluas pasar, meningkatkan produksi, dan melakukan diversifikasi produk.
"Setelah itu, pelaku UMKM yang layak ekspor akan diajak memanfaatkan kantor-kantor cabang BNI di luar negeri untuk memperkenalkan produk-produk unggulannya kepada calon pembeli asing," imbuhnya.
Saat ini BNI telah turut membantu 21,38 persen dari volume ekspor Indonesia. Perseroan juga aktif menyalurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Hingga akhir September 2020, BNI telah menyalurkan KUR senilai Rp15,05 triliun bagi 170.569 debitur. KUR BNI disalurkan ke berbagai sektor yakni pertanian sebesar Rp3,95 triliun, perdagangan Rp7,37 triliun, jasa-jasa Rp2,44 triliun, serta industri pengolahan senilai Rp1,08 triliun.