Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenggat April 2021, Bank Syariah Terus Pacu Pembiayaan dari Dana PEN

Di tengah permintaan pembiayaan yang masih lesu, bank-bank syariah penerima dana PEN masih berupaya memenuhi target hingga April 2021.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank syariah penerima penempatan uang negara masih berupaya menyalurkan pembiayaan. Bank syariah masih memiliki sisa waktu lima bulan sampai April 2020 untuk merealisasikan target penyaluran.

PT Bank BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan dari penempatan uang negara senilai Rp1,87 triliun per 31 Oktober 2020. Dari penyaluran tersebut, porsi UMKM mencapai 23 persen. Pembiayaan PEN BNI Syariah terbesar disalurkan ke sektor konstruksi dengan nilai mencapai Rp606 miliar.

Corporate Secretary BNI Syariah Bambang Sutrisno mengakui kondisi makro memang menjadi salah satu isu yang cukup memberikan tantangan dalam penyaluran pembiayaan PEN perseroan.

Apalagi, saat ini fokus pemerintah dan masyarakat adalah kesehatan. Kondisi ini pun membuat banyak pelaku usaha yang menahan ekspansi bisnis dengan hanya menghidupkan aktivitas untuk sekedar bertahan.

Permintaan pembiayaan pun otomatis juga mengalami penurunan. Namun, BNI Syariah optimistis dapat mencapai target penyaluran pembiayaan yang senilai Rp2 triliun.

"Hampir semua sektor kami salurkan, terbesar masih korporat dan SME," katanya kepada Bisnis, Selasa (3/11/2020).

PT Bank BRI Syariah Tbk. telah menyalurkan pembiayaan PEN sekitar Rp449,9 miliar kepada 6.169 nasabah. Penyaluran lebih diarahkan kepada sektor usaha produktif.

Corporate Secretary BRI Syariah Mulyatno Rachmanto mengatakan penempatan dana PEN yang baru dilakukan pada September membuat realisasi bank tersebut masih tergolong wajar. BRI Syariah pun mengaku selama penyaluran pembiayaan belum memiliki kendala berati.

"Penempatannya baru September, sejauh ini belum ada kendala berarti," katanya.

Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan penyaluran kredit dan pembiayaan dari BPD dan bank syariah wajar rendah di tengah pandemi lantaran pasar yang lebih terbatas daripada bank-bank milik negara.

BPD, misalnya, banyak mengandalkan kredit pada aparatur sipil negara (ASN) dan pemda. Hanya saja, di tengah pandemi, pemda mengurangi belanja negara dan lebih mengalihkan ke program kesehatan.

Begitu juga dengan bank syariah, pencapaian pembiayaannya lebih besar disalurkan dengan cara sindikasi. Lebih spesifik lagi, bank syariah juga menyasar sektor UKM. Namun, di tengah pandemi, sektor UKM juga terimbas pandemi sehingga menyulitkan bank untuk dapat menyalurkan pembiayaan karena harus tetap berhati-hati.

"Jadi, tidak perlu dipaksakan. Kita dapat memahami kondisi saat ini, daripada menimbulkan risiko [dengan menyalurkan pembiayaan]," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper