Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membukukan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) senilai Rp43 triliun pada kuartal III/2020 atau turun 0,4% secara year on year (yoy). Padahal, KPR menyumbang porsi paling besar pada kredit konsumer Bank Mandiri yakni sebesar 49,1 persen.
Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo mengakui pertumbuhan KPR perseroan mengalami kontraksi karena penurunan penjualan rumah secondary. Meskipun demikian, pada periode yang sama Bank Mandiri masih mampu menjual rumah primary dengan pertumbuhan yang cukup signifikan.
Adapun, penjualan KPR primary Mandiri pada kuartal III/2020 adalah senilai Rp25,6 triliun atau tumbuh 8,29% (yoy). Namun, penjualan KPR secondary justru menyusut hingga 11% (yoy) menjadi Rp17,34 triliun.
Menurutnya, penurunan penjualan KPR secondary tersebut berdampak signifikan terhadap pertumbuhan secara tahunan. KPR secondary memiliki harga yang lebih tinggi di atas rumah primary, selain penjualan unitnya juga paling banyak. Bahkan, selama ini, KPR secondary yang diperuntukkan sebagai kepemilikan rumah kedua dan untuk investasi, menjadi sumber pertumbuhan kredit kepemilikan rumah di Bank Mandiri.
"Dulu Mandiri main secondary dengan nilai yang besar, kita sekarang yang kecil-kecil dan rumah subsidi, apalagi sekarang yang lagi ramai kan rumah-rumah murah, bukan yang Rp5 miliar ke atas, yang sedang growth sekarang di bawah Rp1 miliar," katanya kepada Bisnis, Jumat (5/11/2020).
Meskipun demikian, Bank Mandiri masih optimistis pertumbuhan KPR akan semakin positif pada kuartal IV/2020. Perseroan memproyeksi angka yang tidak muluk-muluk yakni tumbuh di kisaran 1% sampai 1,5% (yoy) pada kuartal IV/2020.
Baca Juga
Optismisme tersebut seiring dengan penjualan KPR yang sudah mulai kembali normal sejak Agustus 2020. Penjualan KPR Mandiri pada Agustus 2020 telah menyentuh rata-rata penjualan normal yakni Rp800 miliar-Rp850 miliar. Kondisi ini membaik dari realisasi bulan-bulan kuartal II/2020 dengan penjualan yang hanya menyentuh Rp300 juta-Rp400 juta per bulan.
Menurutnya, penjualan KPR secondary pun masih berpeluang untuk tumbuh. Di tengah pandemi, rumah-rumah secondary yang berharga tinggi sudah banyak menawarkan diskon. Hanya saja, masyarakat masih wait and see menunggu hingga harga diskon berada pada titik paling bawah. Jika penjualan KPR secondary Bank Mandiri membaik, pertumbuhan kredit pemilikan rumah diyakini bisa lebih kencang lagi.
"Kuartal IV saya yakin naik, tinggal nanti secondary sudah bottom [harganya], banyak yang masuk juga. Apalagi secondary sekarang punya pesaing rumah baru yang murah," katanya.