Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selama Pandemi, Pengguna Terdaftar LinkAja Naik 23 Persen

Peningkatan terbesar terjadi pada pasar tradisional online dan offline yang mengalami kenaikan transaksi secara signifikan selama periode pandemi, sebesar lebih dari 600 persen.
Sales Promotion Girl (SPG) menunjukkan aplikasi LinkAja di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Sales Promotion Girl (SPG) menunjukkan aplikasi LinkAja di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial (fintech) pembayaran dan dompet digital LinkAja besutan PT Fintek Karya Nusantara mencatatkan pertumbuhan transaksi di beberapa lini bisnisnya, kendati sempat terpengaruh pandemi Covid-19.

Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja menjelaskan secara Umum, situasi pandemi mendorong masyarakat memilih bertransaksi secara digital melalui beragam fintech payment, didasari kebutuhan untuk tetap aktif dalam beraktivitas melalui cara yang lebih mudah, aman, dan nyaman.

"Tidak terkecuali dalam bertransaksi. Melalui transaksi digital, masyarakat dapat memenuhi beragam kebutuhan mereka seperti yang ditawarkan oleh LinkAja yang menyediakan beragam solusi layanan keuangan digital yang holistik," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (13/11/2020).

Dari sisi jumlah pengguna, LinkAja mencatatkan kenaikan dari 47 juta registered user pada April 2020, kemudian menanjak hingga lebih dari 58 juta registered user pada akhir Oktober 2020 atau terdapat pertumbuhan pengguna terdaftar LinkAja sebesar 23 persen.

"Mengenai transaksi, pada awal masa pandemi kemarin, yang memang terkena impact secara langsung adalah yang berhubungan dengan transportasi dan merchant offline. Sementara itu, kebutuhan dasar lainnya seperti pembelian pulsa, token listrik, pembayaran tagihan, sejauh ini tetap stabil, karena tentunya ini kebutuhan dasar yang tetap akan dilakukan masyarakat pada masa sekarang," tambahnya.

Adapun, seiring dengan mulai kembalinya aktivitas masyarakat selama PSBB Transisi, LinkAja mencatat beberapa tipe transaksi nontunai tumbuh cukup kuat. Terutama di area pembayaran transportasi, pembayaran transaksi SPBU, top up uang elektronik, juga pembayaran merchant offline.

"Pertumbuhan gross transaction value [GTV] dari April ke Oktober atau pada periode PSBB transisi, transaksi transportasi tumbuh 377 persen, SPBU tumbuh 408 persen, offline merchant tumbuh 66 persen, sementara top up Kartu Uang Elektronik [KUE] 20 persen," jelasnya.

Selain itu, LinkAja mencatat jumlah merchant online delivery order, terutama yang bersifat groceries atau belanja rumah tangga, terdapat kenaikan transaksi sebesar 32 persen pada periode April – Oktober 2020.

Di mana hal ini juga merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang berperan besar dalam proses revitalisasi dan digitalisasi pasar tradisional di seluruh Indonesia, untuk menyediakan solusi pembayaran pembelanjaan secara online di 22 wilayah di Indonesia.

Peningkatan terbesar terjadi pada pasar tradisional online dan offline yang mengalami kenaikan transaksi secara signifikan selama periode pandemi, sebesar lebih dari 600 persen. Didorong perubahan perilaku masyarakat yang lebih memilih bertransaksi secara digital dibandingkan tunai karena dirasakan lebih aman.

"Bekerja sama dengan pemegang saham, kami yang memiliki fokus juga pada layanan usaha mikro, dan Kementerian terkait seperti Kominfo, maupun Kementerian Koperasi dan UMKM, kami melakukan pendampingan di lebih dari 600 pasar di 34 provinsi untuk on boarding penerimaan transaksi QRIS," ujar wanita yang pernah menjabat sebagai Executive Vice President, Head of Marketing, Digital Banking PT Bank BTPN ini.

Selain itu, LinkAja juga bekerja sama dengan partner teknologi lokal, bersama-sama melakukan on boarding pasar tradisional ini ke ranah digital, melalui kerja sama dengan platform lain. Hal ini terlihat dari menu pembayaran 'Pasar Online' dalam aplikasi, yang berjumlah setidaknya 41 Partner Apps Pasar lokal di 29 Kota.

"Pemberdayaan dan pengembangan UMKM memang merupakan salah satu misi besar LinkAja dalam mewujudkan kualitas hidup masyarakat Indonesia yang mandiri secara ekonomi. Hingga pertengahan Oktober 2020, LinkAja telah bekerja sama dengan lebih dari 600,000 merchant lokal dan lebih dari 280,000 merchant nasional di seluruh Indonesia," ujarnya.

Di masa pandemi ini, LinkAja menekankan komitmennya membantu masyarakat untuk bisa melakukan berbagai hal lebih mudah via pembayaran elektronik, atau supaya tetap aman lewat pembayaran non-tunai.

Seluruh informasi tentang use case yang diperlukan masyarakat saat ini terus diberikan, supaya masyarakat dapat terus produktif dan beraktivitas dengan tenang dan nyaman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper