Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pariwisata Lesu, Bisnis Kartu Kredit Seret

Pariwisata memiliki nilai transaksi kartu kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya.
Kartu kredit/ilustrasi
Kartu kredit/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Sektor industri pariwisata yang belum pulih menjadikan bisnis kartu kredit di sejumlah bank masih sulit bertumbuh.

PT Bank CIMB Niaga Tbk. mencatat pertumbuhan bisnis kartu kredit per kuartal III/2020 naik 5 persen secara tahunan. Namun, realisasi ini dinilai masih cenderung lemah dari kondisi normal. Secara kuartalan, pertumbuhan bisnis kartu kredit CIMB Niaga hanya 2 persen (quartal to quartal/QtQ).

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan nasabah yang memiliki ticket size besar, yakni sektor pariwisata, belum tumbuh signifikan sehingga berpengaruh terhadap bisnis kartu kredit bank. Sektor pariwisata memang memiliki nilai per transaksi yang tinggi dibandingkan dengan sektor lainnya.

Meskipun demikian, libur panjang yang sempat terjadi pada Oktober 2020 telah membuat bisnis kartu kredit cukup tumbuh. Pada libur panjang tersebut terlihat msyarakat mulai menggunakan kartu kredit tetapi dengan masih jauh dari volume kondisi normal.

"Di kartu kredit, amat terpengaruh dari travel related seperti hotel, airline tickets, travel agents," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/11/2020).

Lani pun memproyeksi pada kuartal IV/2020, bisnis kartu kredit masih bergantung pada kondisi pariwisata dan dampak Covid-19. Apalagi, sejauh ini masih banyak negara yang tidak menerima turis asing sehingga volume kartu kredit masih berpeluang tertekan.

"Agak susah untuk prediksi karena kartu kredit amat tergantung apakah travel related akan kembali," katanya.

Pariwisata Lesu, Bisnis Kartu Kredit Seret

Ilustrasi transaksi kartu kredit/Istimewa

Pertumbuhan bisnis kartu kredit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mulai menanjak pada kuartal III/2020 dibandingkan dengan periode sebelumnya dengan volume transaksi yang tumbuh 13 persen.

Sementara itu, dari sisi jumlah transaksi, bisnis kartu kredit Bank Mandiri juga mulai mengalami peningkatan lebih dari 10 persen pada kuartal III/2020 dibandingkan dengan periode sebelumnya (quartal to quartal/QtQ). Meskipun demikian, pertumbuhan secara tahunan pada kuartal III/2020 memang masih negatif.

Senior Vice President Credit Card Group Bank Mandiri Lila Noya menilai pertumbuhan yang mulai positif secara kuartalan dipengaruhi oleh perubahan penerapan pembatasan sosial skala besar (PSBB) yang membuat sejumlah merchant hingga restoran bisa dibuka kembali. Pertumbuhan bisnis kartu kredit Bank Mandiri pada kuartal III/2020 pun bersumber dari merchant dan e-commerce.

Kondisi pariwisata yang belum pulih, lanjutnya, menjadi penyebab turunnya bisnis kartu kredit perseroan secara tahunan. Selain itu, juga disebabkan oleh penurunan pendapatan masyarakat sejak pandemi yang memilih untuk menahan konsumsi dan meningkatkan simpanan.

"Pada kuartal III/2020 sudah mulai menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kuartal II/2020," katanya.

Bank Mandiri pun optimistis kinerja bisnis kartu kredit akan membaik hingga akhir tahun nanti dengan minimal pertumbuhan 10 persen. "Kami proyeksikan tren sampai akhir tahun akan positif, asalkan tidak ada PSBB," katanya.

Sebelumnya, CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan transaksi kartu kredit memang mulai mengalami peningkatan secara kuartalan. Dari data Mastercard dan Visa, tren transaksi kartu kredit paling drastis menurun pada April 2020.

Namun, mulai Mei 2020 telah terjadi pertumbuhan. Meskipun belum bisa menyentuh transaksi normal yang terjadi pada Desember 2019.

Lebih lanjut, Batara menjelaskan transaksi kartu kredit akan kembali menanjak saat sektor-sektor yang berkaitan juga ikut pulih, terutama di segmen pariwisata. Saat ini, transaksi kartu kredit yang masih bisa tumbuh berada pada merchant-merchant yang berkaitan dengan makanan dan farmasi.

Potensi pertumbuhan transaksi kartu kredit juga dilihat pada online sales yang mulai bertumbuh. Walaupun secara proporsi, transaksi pada offline sales lebih besar dari online.

"Marketing strategy kami ya shifting lebih banyak support online shopping dan harbolnas dan juga jadi partner yang bantu online dan offline," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper