Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Suku Bunga BI Sudah 3,75 Persen, Masih Bisa Turun? Ini Kata Gubernur BI

Kebijakan suku bunga acuan ke depan, menurut Gubernur BI, akan bergantung pada perkembangan ekonomi global, perkembangan ekonomi domestik, khususnya inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Maria Elena
Maria Elena - Bisnis.com 19 November 2020  |  16:31 WIB
Suku Bunga BI Sudah 3,75 Persen, Masih Bisa Turun? Ini Kata Gubernur BI
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4 - 2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 18-19 November 2020 ini.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberi sinyal masih ada ruang penurunan suku bunga acuan lebih lanjut. Keputusan ini akan dipertimbangkan BI dengan melihat berbagai faktor.

Kebijakan suku bunga acuan ke depan, imbuhnya, akan bergantung pada perkembangan ekonomi global, perkembangan ekonomi domestik, khususnya inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nilai tukar rupiah.

"Tentu saja akan kami lihat dari bulan ke bulan, untuk tentu saja menentukan respon kebijakan," katanya usai RDG, Kamis (19/11/2020).

Namun demikian, Perry menegaskan bahwa kebijakan moneter BI yang longgar tidak hanya dicerminkan dari suku bunga yang rendah, tetapi juga ekspansi likuiditas yang menurutnya sudah sangat besar dilakukan.

Penambahan likuiditas BI di perbankan atau quantitative easing per 17 November 2020 telah mencapai Rp680,89 triliun.

Longgarnya kondisi likuiditas di perbankan tersebut pun mendorong tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK), yaitu sebesar 30,65 persen pada Oktober 2020

Injeksi likuiditas ini bersumber dari penurunan giro wajib minimum (GWM) sekitar Rp155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp510,09 triliun.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah memperkirakan suku bunga acuan masih berpotensi turun hingga level 3,5 persen pada semester I/2020.

"Kalau terjadi, di semester I/2020, karena kemungkinan ruang menurunkan suku bunga lebih terbuka," katanya.

Menurut Piter, respon perbankan masih belum maksimal dalam menurunkan suku bunga kredit, mengikuti penurunan suku binga acuan BI yang sudah cukup besar.

"Harapannya diikuti penurunan bunga kredit bank yang selama ini belum cukup responsif," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bank indonesia suku bunga acuan
Editor : Hadijah Alaydrus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top