Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Harda Internasional Tbk. mengumumkan pengambilalihan saham perseroan oleh PT Mega Corpora milik pengusaha Chairul Tanjung diperkirakan rampung pada Februari 2021 setelah melalui berbagai tahap yang diperlukan.
Berdasarkan ringkasan rencana pengambilalihan yang diterbitkan Bank Harda, Jumat (4/12/2020), bank akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa pada 29 Januari 2020 untuk meminta restu pemegang saham terkait akuisisi oleh Mega Corpora.
Sebelumnya pada 16 Oktober 2020, pemegang saham mayoritas Bank Harda, PT Hakimputra Perkasa telah meneken pengikatan jual beli saham sebanyak 3,08 miliar lembar atau 73,71 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
Dengan akuisisi tersebut, Mega Corpora akan menjadi pemegang saham pengendali baru Bank Harga. Hingga 2019, Mega Corpora memiliki aset Rp118,35 triliun dengan ekuitas Rp19 triliun.
Mega Corpora merupakan pengendali PT Bank Mega Tbk dan PT Bank Mega Syariah. Perusahaan ini juga menjadi pemegang saham signifikan di dua bank daerah, yaitu Bank Sulutgo dan Bank Sulteng. Mega Corpora juga berniat menyetor modal di Bank Bengkulu.
Sebelum rencana pengambilalihan saham tuntas, Bank Harda akan menempuh sejumlah tahap. Sebelum menggelar RUPSLB pada 29 Januari 2020, Bank Harda mempersilahkan para kreditur untuk menyampaikan keberatan terhadap rencana akuisisi. Emiten bersandi saham BBHI itu memberikan jangka waktu hingga 18 Desember 2020.
Baca Juga
Selanjutnya bila RUPSLB menyetujui rencana akuisisi, pihak yang terlibat pengambilalihan saham akan menyampai kan kelengkapan dokumen permohonan izin pengambil alihan Bank Harda dan dokumen fit and proper test kepada OJK. Bank Harda memperkirakan bisa mendapat persetujuan pengambilalihan saham dari OJK pada 24 Februari 2020.
Sejalan dengan perubahan pengendali perusahaan, Mega Corpora perlu melakukan penawaran tender wajib untuk membeli sisa saham Bank Harda setelah penyelesaian akuisisi. Hal ini diatur dalam POJK No.9 Tahun 2019.
Harga penawaran tender wajib sudah diumumkan kepada publik sejak awal November 2020, yaitu Rp160,26 per saham. harga tersebut merupakan rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek indonesia selama 90 hari kalender sebelum tanggal pengumuman rencana pengambilalihan.
Pada penutupan perdagangan kemarin, saham Bank Harda ditutup stagnan di level 242. Dalam tiga bulan terakhir, saham BBHI sudah naik 58,17 persen.