Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN mengaku sedang mengajukan lisensi perbankan syariah ke Dubai untuk mendapatkan akses pembiayaan dan permodalan sukuk yang lebih besar.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menuturkan pemerintah akan mendorong bank syariah hasil merger untuk dapat bersaing di pasar global dan bahkan tembus ke posisi 10 bank terbesar syariah dunia.
"Untuk itu, memang kami mencari lisensi di luar negeri, mungkin Dubai. Harapannya kami punya akses di capital market global," katanya, dalam webinar Kafegama, Rabu (9/12/2020).
Dia menuturkan bank syariah nantinya akan fokus untuk pembiayaan wholesale khususnya untuk kebutuhan infrastruktur. Di luar itu, Tiko, sapaan akrabnya memastikan bank syariah hasil merger juga akan memiliki fitur tambahan yang unik, yakni penghimpunan zakat infak dan sadakah melalui mobile banking yang jarang dimiliki bank global.
Adapun, pemerintah optimistis bank hasil penggabungan anak usaha bank pelat merah akan naik ke Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV pada 2022.
Tiko mengatakan penggabungan saat ini baru melibatkan Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah. Ke depan, bank hasil mega merger akan mengambil bank syariah milk BTN yang saat ini masih dalam bentuk unit usaha syariah.
"Kami optimistis mendukung konsolidasi. BTN juga akan kami alihakan sehingga 1 atau 2 tahun ke depan bisa menjadi BUKU 4," katanya.
Meski demikian, dia tak menjelaskan adanya rencana penambahan modal langsung ke bank hasil merger ini.