Bisnis.com, JAKARTA — PT Reasuransi Maipark Indonesia menyatakan bahwa terdapat peningkatan intensitas gempa di wilayah Sulawesi Barat yang menambah jumlah risiko. Kondisi itu berpotensi mengubah proyeksi eksposur industri asuransi umum dan perkiraan kerugian dari permodelan yang telah dibuat Maipark.
Direktur Teknik Maipark Heddy Agus Pritasa menjabarkan bahwa pihaknya melakukan pembaruan atas simulasi Maipark Catastrophe Modelling (MCM) terhadap kejadian gempa di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2020). Pembaruan dilakukan karena masih terjadi gempa susulan, khususnya yang dirasakan di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
Perusahaan reasuransi yang khusus memproteksi risiko bencana itu mencatat adanya perubahan signifikan terhadap parameter gempa. Menurut Heddy, Kabupaten Mamuju dan beberapa kabupaten/kota lain mengalami intensitas gempa yang lebih tinggi dibandingkan dengan permodelan sebelumnya.
"Terdapat 161 risiko di Kabupaten Mamuju dan Majene, di mana mayoritas area kabupaten ini mengalami guncangan pada intensitas VIII MMI [skala Modified Mercalli Intensity atau MMI]," ujar Heddy kepada Bisnis, Jumat (22/1/2021).
Dalam simulasi sebelumnya, Maipark mencatat bahwa terdapat 157 risiko yang terjadi di kedua kabupaten tersebut, yakni terdiri dari 146 risiko dengan skala VI MMI di Mamuju dan 11 risiko dengan skala VII MMI di Majene. Seiring masih terjadinya gempa susulan, jumlah risiko dan skala MMI mengalami peningkatan.
Meskipun terjadi peningkatan jumlah risiko dan skala dampak gempanya, Maipark belum dapat memastikan nilai proyeksi kerugian dan eksposur bencana itu terhadap industri asuransi umum. Namun, terdapat potensi peningkatan dampak karena gempa susulan turut menimbulkan sejumlah kerusakan.
"Belum [dapat dinilai], kami menunggu laporan dari para ceding companies dahulu. Mungkin relatif butuh waktu karena area Sulawesi Barat pada umumnya adalah [kantor] cabang dari para ceding companies," ujar Heddy.
Dalam simulasinya terhadap gempa Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2020), Maipark memproyeksikan rentang kerugian mencapai Rp49–90 miliar. Lalu, total eksposur industri asuransi umum di wilayah terdampak mencapai Rp925,7 miliar.
Eksposur bagi industri asuransi umum terjadi atas penutupan-penutupan di wilayah terdampak. Maipark mencatat bahwa 13 kabupaten yang terimbas gempa Majene dengan lima kabupaten mencatatkan skala MMI yang kuat atau dalam rentang V–VII, tapi jumlah itu dapat berubah saat permodelan terkini telah rampung.
"Kerugian ini hanya berdasarkan simulasi kerugian akibat guncangan gempa saja, tanpa memperhitungkan bahaya sekunder seperti tsunami dan likuifaksi," tulis Direktur Utama Maipark Ahmad Fauzie Darwis dalam pernyataan publik terkait gempa Majene yang diperoleh Bisnis pada Minggu (17/1/2021).