Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memperkirakan tren akuisisi dan merger pada tahun ini akan lebih banyak dari tahun lalu.
Wimboh mengatakan sektor keuangan akan lebih kompetitif ke depan, sehingga OJK mendorong agar proses digitalisasi dan konsolidasi di industri jasa keuangan dipercepat.
Dia mengatakan program modal minimum perbankan telah diinisiasi sejak lama. OJK pun membuka ruang diskusi bagi pemilik bank jika mengalami kesulitan dalam penyetoran modal maupun peningkatan modal.
"Sehingga trennya akan lebih banyak lagi bank yang melakukan akuisisi dan merger. Ini bagus untuk mencegah permasalahan dan lebih dini untuk melakukan itu," katanya dalam webinar Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 secara daring, Selasa (26/1/2021).
Wimboh mengatakan kebijakan modal inti minimum merupakan kebijakan lama, di mana modal inti minimum bank diatur Rp3 triliun pada 2022. Pemenuhan itu juga dilakukan secara bertahap yakni Rp1 triliun pada akhir 2020 dan Rp2 triliun pada tahun ini.
"Dari awal kami minta plan. Kalau memang tidak bisa, kami preventive dengan mengundang investor, mencari partner sehingga tidak ada yang mengalami kesulitas tentang hal ini," katanya.
Dia mengatakan adanya 4 bank merger beberapa waktu lalu juga dalam rangka meningkatkan kompetitifnya di sektor jasa keuangan. Ke depan, kompetisi akan menjadi berat apalagi dengan kebutuhan teknlogi.