Bisnis.com, JAKARTA - Layanan kredit digital atau akrab disebut paylater setidaknya memiliki lima faktor unggul di mata masyarakat, yang dianggap telah mampu mematahkan dominasi layanan kartu kredit perbankan.
Rumayya Batubara, Ekonom Universitas Airlangga sekaligus Ketua Tim Peneliti Research Institute of Socio-Economic Development (RISED), mengungkapkan bahwa kemudahan akses, menjadi yang paling dominan dilihat oleh pengguna.
"Paylater menggunakan sistem digital untuk seluruh prosesnya mulai pengajuan permohonan kredit, hingga penyaluran dana. Sedangkan pemrosesan kartu kredit masih dilakukan secara konvensional dan masih menggunakan produk fisik berupa kartu," ungkapnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Senin (15/2/2021).
Hal ini terungkap dalam riset terbaru RISED bertajuk 'Persepsi Pasar Indonesia Terhadap Pemanfaatan Fitur Pembayaran Paylater' kepada 2.000 responden dari 10 Provinsi di Indonesia. Tak ayal, sebanyak 1.544 responden atau sekitar 77,20 persen dari total responden sepakat bahwa akses terhadap paylater lebih mudah dibandingkan dengan akses terhadap kartu kredit.
"Perbedaan yang paling dirasakan oleh responden dari kedua fitur pembayaran tersebut, yaitu kemudahan. Hal ini salah satunya dikarenakan paylater bisa diakses oleh mereka yang belum memenuhi kriteria pinjaman di perbankan," tambahnya.
Rumayya menjelaskan bahwa sisi kemudahan ini turut menggambarkan keunggulan lain paylater ketimbang kartu kredit, yang disepakati oleh 60,5 persen. Pada umumnya, kata dia, persyaratan pengajuan pembuatan kartu kredit di perbankan relatif sulit dan rumit.
Baca Juga
"Standar yang digunakan untuk pengajuan relatif lebih tinggi, misalnya dengan melakukan survei untuk validasi data yang diberikan oleh pemohon. Di sisi lain, persyaratan pengajuan permohonan paylater relatif lebih mudah karena diproses secara daring dan tidak banyak persyaratan dan dokumen yang harus dipenuhi," jelasnya.
Adapun, keunggulan ketiga, yang dirasakan oleh 37,15 persen responden yang juga pengguna paylater, yakni minimal minimal transaksi yang kecil. "Adanya transaksi minimal yang sangat kecil, yaitu mulai dari Rp5.000, menjadikan sekitar 743 responden atau 37,15 persen menganggap paylater lebih unggul dibandingkan kartu kredit," ungkap Rumayya.
Menurutnya, dengan penggunaan limit paylater jauh lebih rendah dan fleksibel dibandingkan limit kartu kredit, akhirnya masyarakat pun menganggap citra paylater lebih positif ketimbang kartu kredit. Pasalnya, pengguna dapat menetapkan limit tertentu untuk berbelanja daring, sehingga dalam satu bulan, pengguna bisa menjaga diri untuk tidak dapat berbelanja dengan nominal melebihi limit tersebut.
"Alasan lain yang menyebabkan paylater lebih unggul adalah adanya kebijakan di mana pengguna tidak harus membayar biaya administrasi apabila dalam satu bulan tidak menggunakan fitur tersebut sama sekali. Paylater juga dinilai relatif lebih fleksibel karena pengguna dapat berhenti menggunakannya kapan saja," tutupnya,
Keunggulan tidak ada biaya admin jika tak digunakan dipilih oleh 31,65 persen responden. Sementara keunggulan terakhir, yaitu bisa berhenti sewaktu-waktu disepakati 30,45 persen responden.