Bisnis.com, JAKARTA – Cadangan devisa Indonesia ke depan diprediksi cenderung menurun dipicu oleh potensi capital outflow dari pasar keuangan Tanah Air.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengungkakan kendati ada potensi penurunan, cadangan devisa masih akan berada di level sekitar US$130 miliar.
Sebelumnya, cadangan devisa Indonesia di bulan Januari 2021 mencapai US$138 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya Desember 2020 yaitu sebesar US$135,9 miliar.
Selain capital outflow, dia juga menjelaskan bahwa kecenderungan penurunan cadangan devisa disebabkan juga oleh penyempitan surplus perdagangan. Capital outflow ini, kata Faisal, dipicu oleh tingkat suku bunga acuan di dalam negeri yang menurun. Saat ini, outflow tidak besar karena tingkat suku bunga di luar negeri belum kembali meningkat.
Namun, kemungkinan normalisasi suku bunga di luar negeri tetap harus diwaspadai.
Meskipun demikian, dia tak menampik bahwa volume perdagangan global cenderung meningkat. “Perdagangan global memang cenderung meningkat volumenya, tapi dampaknya terhadap cadev [cadangan devisa] turun karena surplusnya cenderung menyempit,” jelasnya, Kamis (4/3/2021).
Baca Juga
Faisal juga menuturkan bahwa terdapat risiko yang akan dihadapi cadangan devisa selama 3 bulan ke depan. “Risiko aliran dana keluar walaupun tidak masif”, pungkasnya.
Adapun, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono sebelumnya menyatakan bahwa peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2021 utamanya dipengaruhi oleh penerbitan global bonds pemerintah dan penerimaan pajak.
“Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi,” tulisnya dalam siaran pers, Jum’at (5/2/2021).