Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Portofolio Unit-Link Moncer, Allianz Life Pede Hadapi 2021

Unit-linked Allianz Life masih menjadi andalan dengan persentase 55 persen dari total portofolio. Sisanya, produk Life & Health 26 persen, dan Saving Plan & Pension Fund 19 persen.
Karyawan melanyani nasabah di kantor Allianz di Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melanyani nasabah di kantor Allianz di Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Allianz Life Indonesia mencatatkan kenaikan 6,27 persen (year-on-year/yoy) pada dana kelolaan produk unit-linked.

Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti dalam diskusi virtual bertajuk 'Hasil Kinerja Fund Unit Link Allianz 2020 & Outlook 2021', menjelaskan bahwa moncernya portofolio unit-linked terbukti dari perbandingan kinerja 2019 dan 2020.

Sekadar informasi, portofolio unit-linked Allianz Life masih menjadi andalan dengan persentase 55 persen dari total portofolio. Sisanya, produk Life & Health 26 persen, dan Saving Plan & Pension Fund 19 persen.

"Asset Under Management [AUM] kami menjadi sebesar Rp42,7 triliun dari sebelumnya Rp40,1 triliun. Fund produk unit-link kami juga bertambah dari 60 menjadi 62, sementara jumlah nasabah naik dari 626.310 menjadi 657.224 nasabah," ujarnya, Selasa (9/3/2021).

Namun demikian, satu dari sisi top 3 selling products tercatat mengalami penurunan AUM, yakni SmartLink Rupiah Balanced Fund yang minus 3,59 persen menjadi Rp2,08 triliun. Adapun, SmartLink Rupiah Equity Fund naik 0,88 persen menjadi Rp10,26 triliun, sementara SmartLink Rupiah Fixed Income Fund Rp1,82 triliun.

Menurutnya, ada lima pendorong utama yang menjadi peluang sekaligus tantangan mempertahankan kinerja positif produk unit-linked pada 2021, di antaranya tren suku bunga rendah, perkembangan vaksin, UU Cipta Kerja, Kebijakan Ekonomi AS, dan Anggaran PEN 2021.

Tim Allianz Life mengungkap bahwa produk unit-linked berbasis equity akan terdongkrak pemulihan ekonomi, sementara obligasi masih akan prospektif menilik real-yield Indonesia masih berada di peringkat dua dibanding negara emerging market lain.

Oleh sebab itu, pada produk unit-linked equity, Allianz Life telah mulai bergerak meningkatkan saham non-defensif, salah satunya kepada perusahaan yang terkait proyek electric vehicle.

Adapun, pasar obligasi tetap akan diawasi menilik sisi US Treasury yield dan postur APBD 2021 yang akan berpengaruh terhadap dinamika dan volatilitas pasar obligasi.

Sekadar informasi, Allianz Life hingga kini telah memiliki 26 produk unit-linked, dengan komposisi dari yang paling konservatif, yaitu money market (1), fixed income (5), balanced (2), risk on/risk off (1), balanced plus (2), equity (3), equity international (8), dan equity sektoral (4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper