Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara/BTN Tbk. (Persero) mengungkapkan pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk rumah tapak nonsubsidi dengan harga terjangkau mengalami peningkatan sejak akhir 2020.
Menurut Menurut Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar, peningkatan pengajuan KPR paling banyak untuk rumah-rumah yang dikembangkan oleh pengembang besar seperti PT Ciputra Development Tbk. dan PT Agung Podomoro Land Tbk di kawasan yang terhubung dengan jaringan kereta rel listrik (KRL).
“Sebagai gambaran, Agung Podomoro Land membangun perumahan di Tenjo, Banten. Rumah dengan harga kisaran Rp200 juta. Laku keras pada akhir 2020 dan berlanjut di awal 2021,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Terkait dengan hadirnya rumah tapak berukuran sangat kecil layaknya apartemen dengan tipe studio, pada dasarnya BTN menyambut baik kehadiran rumah tersebut. Kerjasama dengan pengembang rumah tersebut terbuka luas asalkan seluruh persyaratan yang diminta sudah sesuai.
“Dalam melakukan kerjasama dukungan KPR, bank terlebih dahulu melakukan analisa dan kajian terhadap pengembang, lokasi perumahan, legalitas lahan dan perizinan pembangunan perumahan, serta kelayakan rumahnya. Di sisi lain bank juga menganalisa dari sisi pemohon KPR,” tuturnya.
Sepanjang 2020, BTN telah menyalurkan KPR bersubsidi sebesar Rp120,76 triliun, tumbuh dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp111,13 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, penyaluran KPR nonsubsidi sepanjang 2020 tercatat Rp79,94 triliun, sedikit turun dari 2019 yang Rp80,65 triliun. Sekitar 60,16 persen KPR BTN disalurkan untuk rumah subsidi.