Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Laporkan Posisi Utang Luar Negeri RI Tembus US$420,7 Miliar Per Januari 2021

Penurunan permintaan ULN pada awal tahun terjadi dari sektor pemerintah dan swasta.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Januari 2021 tercatat sebesar US$420,7 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengatakan jumlah tersebut terdiri dari ULN sektor publik, yang mencakup pemerintah dan bank sentral, sebesar US$213,6 miliar dan ULN sektor swasta, termasuk BUMN, sebesar US$207,1 miliar.

“ULN Indonesia pada akhir Januari 2021 tumbuh 2,6 persen secara tahunan [year-on-year/yoy], menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,4 persen yoy. Perlambatan pertumbuhan ULN tersebut terjadi pada ULN Pemerintah dan ULN swasta,” katanya dalam siaran pers, Senin (15/3/2021).

BI mencatat, posisi ULN pemerintah pada Januari 2021 mencapai US$210,8 miliar, atau tumbuh 2,8 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Desember 2020 sebesar 3,3 persen yoy.

Erwin menjelaskan, perlambatan pertumbuhan ini dikarenakan pembayaran pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo. Sementara, posisi surat utang Pemerintah masih meningkat seiring penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dolar Amerika Serikat dan Euro di awal tahun.

Perkembangan ULN juga didorong oleh aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang meningkat. Hal ini juga didukung oleh kepercayaan investor asing yang terjaga terhadap prospek perekonomian domestik.

Di sisi lain, Erwin mengatakan ULN swasta pada akhir Januari 2021 tercatat tumbuh 2,3 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,8 persen yoy. 

Pertumbuhan ULN swasta melambat dikarenakan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) yang melambat, serta pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) mengalami kontraksi yang lebih dalam. 

Tercatat, ULN PBLK tumbuh sebesar 4,9 persen yoy, lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,3 persen yoy. Selain itu, ULN LK terkontraksi 6,1 persen yoye, lebih dalam dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 4,7 persen yoy.

Dengan demikian, BI mencatat rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Januari 2021 tetap terjaga di kisaran 39,5 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada Januari 2021 sebesar 39,4 persen. 

Erwin mengatakan struktur ULN Indoensia pada Januari 2021 tetap sehat, serta tetap didukung dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,4 persen dari total ULN,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper