Bisnis.com, JAKARTA - PT Federal International Finance Group (FIF Group) berharap banyak pada momentum Ramadan dan Idulfitri 1442 H yang akan jatuh pada kuartal II/2021 untuk merangsang pertumbuhan pembiayaan kendaraan roda dua.
Direktur Marketing FIF Group Antony Sastro Jopoetro menjelaskan bahwa sejak awal 2021, kinerja pembiayaan sepeda motor masih belum bisa kembali ke posisi seperti sebelum pandemi.
Pada periode Januari-Februari 2020 di mana Covid-19 belum berdampak besar buat Indonesia, FIF Group sanggup menyalurkan pembiayaan mencapai Rp4,23 triliun dari pembiayaan motor.
"Kecenderungan naik dari masa pandemi memang ada, tapi belum fantastis. Januari-Februari 2021 saja masih di Rp2,92 triliun. Masih belum tumbuh sekali, dan belum bisa dibandingkan, karena Januari-Februari 2020 belum dinyatakan wabah pandemi dan masih carry over dari penjualan Desember 2019," ujarnya kepada Bisnis, Senin (12/4/2021).
Antony menambahkan per Maret 2021 realisasi pembiayaan sepeda motor telah mencapai Rp1,64 triliun. Artinya, FIF Group baru sanggup menyentuh Rp4 triliun lewat kinerja sepanjang kuartal I/2021.
"Maka, dengan adanya [momentum jelang lebaran] ini, kami punya proyeksi Q2/2021 akan tumbuh sekitar 5-7 persen dibanding Q1/2021," tambahnya.
Baca Juga
Sekadar informasi, penyaluran pembiayaan FIF Group secara bulanan sebelum pandemi rata-rata Rp3,5 triliun per bulan, ditopang lebih dari separuhnya oleh produk FIFASTRA atau lini pembiayaan roda dua.
Sisanya, disumbang oleh SPEKTRA di lini pembiayaan elektronik dan perabot rumah tangga, DANASTRA untuk pembiayaan multiguna tunai, FIFADA di lini bisnis cicilan berbasis online, juga AMITRA yang melayani pembiayaan berbasis syariah.
Akibat terdampak pandemi, piutang pembiayaan bersih FIF Group pada 2020 sebesar Rp29,21 triliun atau tercatat menurun ketimbang periode 2019 di angka Rp34,02 triliun. Total aset pun menjadi berkurang dari Rp35,71 triliun (2019) ke Rp32,58 triliun (2020).
Namun demikian, laba usaha tercatat naik dari Rp4,74 triliun pada 2019, menjadi Rp4,94 triliun pada 2020, kendati laba bersih tampak berkurang, yaitu Rp2,56 triliun pada 2019 ke Rp1,48 triliun pada 2020, akibat tergerus dari tren meningkatnya penyisihan kerugian penurunan nilai pembiayaan konsumen dan beban lain-lain.
Adapun, total kontrak aktif yang diraih anak usaha PT Astra International Tbk. ini mencapai 4,28 juta di sepanjang era pandemi, dengan tingkat nonperforming financing (NPF) yang masih bertahan di 1,5 persen.