Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. pada 9 April kemarin menyetujui untuk tidak dilakukan pembagian dividen atas laba usaha perseroan tahun buku 2020.
Berdasarkan pengumuman di KSEI pada Rabu (14/4/2021), hasil rapat keputusan RUPST BRI Agri menyetujui penggunaan laba usaha perseroan tahun buku 2020 sebesar Rp31,26 miliar di antaranya digunakan untuk penyisihan cadangan wajib perseroan dan sebagai laba ditahan.
Perinciannya, penyisihan cadangan wajib perseroan sebesar 5% atau sebesar Rp1,56 miliar. Sehingga sisanya sebesar 95% atau sebesar Rp29,70 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan perseroan.
Dengan demikian, ini menjadi tahun ke-2 BRI Agro tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. Sebelumnya, BRI Agro membagikan dividen dengan rasio pembayaran dividen sebesar 20% dari laba tahun buku 2018.
Sekretaris Perusahaan BRI Agro Hirawan Nur Kustono memaparkan perseroan menjadikan pengembangan bisnis digital menjadi fokus perseroan pada 2021.
Perseroan akan memperluas basis bisnis perusahaan dan telah merencanakan bisnis model baru. Pada tahun ini, bisnis digital akan mulai dikembangkan dimulai dari infrastruktur, produk, dan layanan.
"Pada 2021 bisnis digital bank akan mulai dikembangkan dengan pengembangan infrastruktur, serta produk yang sesuai dengan layanan. Juga melakukan pengembangan produk simpanan yang dapat meningkatkan transaksi seperti QR payment, debit card dan digital saving," katanya melalui siaran pers, Jumat (9/4/2021).