Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mengumumkan pertumbuhan kredit semkain terkontraksi pada akhir kuartal pertama tahun ini. BI mencatat realisasi penyaluran kredit turun 4,13% secara tahunan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan stabilitas sistem keuangan masih sangat terjaga. Likuiditas pun tergolong sangat longgar didukung dengan rasio kredit bermasalah yang masih rendah.
Namun, kinerja fungsi intermediasi perbankan masih perlu didorong kembali karena tren kontraksi justru semakin dalam. "Dengan likuiditas longgar, kredit justru masih kontraksi, yakni 4,13% secara tahunan pada Maret 2021," katanya.
Sehubungan dengan hal itu, Perry menuturkan upaya penguatan masih harus dilakukan untuk menjaga optimisme dan mengatasi permasalahan permintaan dan penawaran kredit dari perbankan ke dunia usaha.
Dalam kaitan ini, BI pun terus menempuh kebijakan makro prudensial akomodiatif dengan rasio countercyclical capital buffer, serta penyangga likuiditas makro prudensial.
"Kami juga terus memperkuat transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan dan koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk melanjutkan transmisi kebijakan moneter ke suku bunga kredit dan peningkatan kredit dan pembiayaan ke dunia usaha," imbuhnya.