Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. menyatakan bahwa opsi stock split masuk dalam rencana strategis perusahaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris dalam webinar yang diselenggarakan oleh Samuel Sekuritas Indonesia dan Indonesia Investment Education.
Arief mengatakan perseroan berharap saham lebih likuid karena dengan harga yang terjangkau, diharapkan lebih banyak transkasi terjadi di pasar saham. Hal ini pun diharap dapat menjadi penunjang kinerja pasar saham secara keseluruhan.
"[Untuk] Stock split, memang kami lihat, tapi belum buat keputusan. Memang kami lebih cenderung memilih saham lebih likuid. Terlebih kami memiliki pemegang saham publik jumlahnya besar. Kami pun harapnya bisa menjadi benchmark," katanya, Kamis (22/4/2021).
Adapun, harga saham ARTO pada perdagangan hari ini ditutup pada level 10.600 atau melemah 1,62 persen dibandingkan dengan perdagangan kemarin.
Secara tahun berjalan, saham Bank Jago menguat 173,35 persen dengan kapitalisasi pasar saat ini senilai Rp146,88 triliun.
Pada 15 April 2021, perseroan resmi meluncurkan aplikasinya. Hal ini pun menandai mulai beroperasinya bank pertama dengan sistem full digital.
Untuk 2021, ARTO menargetkan pertumbuhan aset sebesar 190 persen dari posisi per akhir 2020. Target itu akan ditunjang oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan (syariah) hingga 259 persen dan dana pihak ketiga hingga 138 persen, serta laba bersih Rp50 miliar.
Baca Juga : Valuasi Bank Jago Berpotensi Capai Rp20.800 per Saham, Ini 3 Skenario versi Sucor Sekuritas |
---|
Bank Jago juga menargetkan penambahan ekuitas secara signifikan melalui rights issue di kuartal I 2021 hingga membentuk sekitar dua pertiga dari total aset per akhir 2021, sehingga ROE dapat mencapai lebih dari 1 persen.
Target tersebut dipasang dengan asumsi situasi ekonomi yang masih menghadapi tantangan berat dari pandemi Covid-19 dan mempertimbangkan sejumlah strategi.