Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang perbaikan ekonomi tahun ini sudah mulai terlihat. Hal ini akan berdampak pada akselerasi fungsi intermediasi dan penguatan stabilitas sistem keuangan lebih lanjut.
Kepala Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi OJK Enrico Hariantoro menyampaikan otoritas mempertimbangkan neraca perdagangan Maret 2021 tercatat surplus. Selain itu, laju impor juga sudah meningkat 25,7% secara bulanan seiring dengan permintaan dari industri manufaktur.
Berbagai stimulus berupa PPnBM, ATMR, dan LTV untuk kendaraan bermotor dan properti diklaim telah berhasil mendongkrak penjualan. Penjualan mobil pada Maret 2021 tercatat telah mencapai 84,9 ribu atau tumbuh 73,%. Kenaikan juga terlihat pada pertumbuhan KPR, dan premi asuransinya.
Enrico melanjutkan suku bunga kredit konsumsi pun sudah berada mendekati satu digit di level 10,90%. Pada posisi yang sama suku bunga kredit modal kerja dan investasi tercatatt masing-masing 9,12% dan 8,73%.
Di pasar saham, IHSG tercatat masih melemah 0,26% mtd pada 30 April 2021. Namun, pasar SBN terpantau menguat dengan rat-rata yield turun sebesar 20,2 bps di seluruh tenor.
Pertumbuhan kredit secara tahunan pada kuartal pertama tercatat minus 3,77%. Namun, tren kontraksi ini lebih disebabkan oleh kinerja periode sama tahun lalu yang sangat signifikan.
"Pertumbuhan kredit secara bulanan sudah mencapai 1,43% dengan penyaluran kredit mencapai Rp77,3 triliun. Secara year-to-date pertumbuhan kredit kita pun sudah positif 0,27%," sebutnya, dalam webminar Akurat Co, Selasa (4/5/2021).
Sementara itu, penawaran umum terbatas di pasar saham pun telah mencapai 45 emiten dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp47,07 triliun.
"Jadi kita lihat banyak indikator positif yang bisa menjadi sinyal pertumbuhan lebih baik ke depan. Mudah-mudahan ini juga cepat didorong dengan mobilitas masyarakat untuk akselerasi kinerja lebih baik lagi," tambahnya.