Bisnis.com, JAKARTA - PT Mitrausaha Indonesia Grup atau Modalku ikut merasakan berkah periode kuartal I/2021 di mana industri teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) kebanjiran permintaan pinjaman.
"Periode Ramadan tahun ini merupakan periode yang cukup unik karena periode hari raya masih bersamaan dengan adanya pandemi Covid-19. Pada kondisi ini, terdapat peningkatan permintaan pinjaman yang merupakan kombinasi dari kondisi Covid-19 serta Ramadan," ujar Co-Founder & CEO Modalku, Reynold Wijaya kepada Bisnis, Jumat (7/5/2021).
Reynold mengungkap bahwa sektor yang mendorong penyaluran pinjaman ini masih didominasi oleh sektor perdagangan, baik besar maupun eceran, termasuk pengusaha online yang notabene merupakan segmen terbesar peminjam (borrower) Modalku.
Selain itu, Modalku mengaku kinerjanya juga terdorong oleh repeat order atau pengajuan pendanaan kembali dari borrower yang sama lebih dari satu kali.
"Kami melihat hal ini [repeat order] sebagai dampak positif dari pinjaman yang kami berikan. Pinjaman dari Modalku bisa membantu pengelolaan arus kas dalam bisnis UMKM tersebut, performa bisnis meningkat, dan ketika ada kebutuhan tambahan modal seperti untuk menambah stok barang, pebisnis tersebut sudah memiliki kepercayaan dengan Modalku sebagai solusi permasalahan mereka," tambahnya.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa layanan yang dihadirkan oleh fintech P2P lending, seperti Modalku, bisa turut mendukung perkembangan bisnis UMKM di Indonesia.
Adapun, pada bulan Maret, Grup Modalku telah menyalurkan dana sebesar Rp22,5 triliun di empat negara tempatnya beroperasi, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Reynold menjelaskan bahwa penyaluran pinjaman kini telah menunjukkan performa yang stabil, dengan rata-rata penyaluran dana sekitar Rp800 miliar setiap bulannya, sehingga total penyaluran Grup Modalku sampai akhir April 2020 mampu mencapai Rp23,3 triliun.
"Jumlah penyaluran pinjaman Grup Modalku masih sejalan dengan target yang disusun. Hingga akhir 2021, Grup Modalku menargetkan penyaluran pinjaman sebesar Rp30 triliun ke UMKM di kawasan Asia Tenggara tempat kami beroperasi," jelasnya.
Ke depan, untuk memenuhi permintaan pinjaman yang terus meningkat, Modalku mengaku tengah mempersiapkan diri inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas akses pendanaan dan menjangkau lebih banyak UMKM.
Menurut Reynold, hal ini bukan untuk menjaring ketertarikan pendana (lender) retail dan institusi yang lebih banyak semata, namun juga sekaligus mempertajam mitigasi risiko yang tepat dan seimbang dengan peningkatan permintaan pinjaman.
"Maka, responsible lending tetap menjadi prinsip utama yang diaplikasikan Modalku di mana kami melakukan penilaian terhadap UMKM peminjam dan kemampuan finansial mereka untuk melunasi pinjaman karena kami juga memiliki tanggung jawab kepada pendana yang meminjamkan dananya melalui Modalku," tutupnya.
Sebelumnya, berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri mencatatkan rekor nilai penyaluran pinjaman bulanan baru semenjak berdiri, tepatnya Rp11,76 triliun per Maret 2021.
Capaian ini tercatat naik 21,92 persen (year-to-date/ytd) dari benchmark kinerja pada Desember 2020 senilai Rp9,65 triliun, yang kebetulan merupakan rekor penyaluran bulanan terbesar industri sebelumnya.
Penyaluran ini telah membawa akumulasi penyaluran pinjaman 147 perusahaan fintech P2P lending resmi binaan OJK kini telah mencapai Rp30,73 triliun sepanjang kuartal I/2021, dan Rp181,67 triliun sejak industri berdiri.