Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis asuransi kumpulan menjadi kontributor utama pendapatan premi PT Avrist Assurance pada 2020. Selain itu, perseroan pun memiliki portofolio utama asuransi tradisional, yang diyakini akan tumbuh tahun ini.
Direktur Avrist Ian Ferdinan Natapradja menjelaskan bahwa pihaknya telah mempublikasikan laporan keuangan 2020 audited pada pekan lalu. Perseroan membukukan laba konsolidasian senilai Rp126,9 miliar sepanjang tahun lalu.
Dia menjabarkan bahwa kanal distribusi Employee Benefit Division (EBD) atau asuransi kumpulan menjadi kontributor utama perolehan premi Avrist. Lebih dari 37 persen pendapatan premi konsolidasian disumbangkan oleh kanal distribusi grup EBD.
Perolehan premi berikutnya berasal dari kanal distribusi bancassurance sebesar 26 persen dan keagenan sebesar 20 persen. Adapun, Avrist General Insurance sebagai anak perusahaan memberikan kontribusi 17 persen dari total premi.
“Di tengah tuntutan dan tantangan yang ada, Avrist Assurance tetap berhasil menjalankan roda bisnis sehingga dapat mencetak laba bersih konsolidasian sebesar 126,9 miliar rupiah. Hasil ini menunjukkan bahwa Avrist Assurance tetap memiliki keuangan yang kuat dan stabil," ujar Ian dalam keterangan resmi yang diperoleh Bisnis pada Senin (26/5/2021).
Dia menjabarkan bahwa Avrist fokus pada pengembangan produk asuransi tradisional atau murni perlindungan untuk berkompetisi di pasar asuransi Indonesia. Hingga 2020, asuransi tradisional memberikan kontribusi lebih dari 72 persen dari total premi perseroan, mendominasi dibandingkan dengan produk berbasis investasi seperti unit-linked.
Avrist pun meluncurkan produk perlindungan sepanjang 2020, yakni produk Avrist Prime Hospital and Surgical, serta Avrist Simple Start yang berbasis online. Kedua produk itu dinilai dapat menyasar segmen yang beragam sehingga mendorong bisnis perseroan.
Pada 2020, Avrist membayarkan klaim perlindungan kesehatan sebesar Rp419,2 miliar dan klaim perlindungan jiwa sebesar Rp415,3 miliar. Selain itu, sepanjang tahun lalu, perseroan pun membayarkan klaim terkait penyakit Covid-19 sebesar Rp22 miliar.
Pada 2020, Avrist mencatatkan total aset lebih dari Rp12,3 triliun dengan pencapaian rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) sebesar 430 persen.
“Tahun 2021 kami optimis bahwa pertumbuhan bisnis asuransi akan kembali membaik. Avrist Assurance akan memperkuat kanal-kanal distribusi pemasaran kami dengan meluncurkan produk yang sesuai kebutuhan masyarakat, menjalin kemitraan strategis dengan perbankan maupun rekanan lainnya,” ujar Ian.