Bisnis.com, JAKARTA — Bank DKI membukukan pertumbuhan kredit sebesar 3,96 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp33,66 triliun per Maret 2021 dibanding periode sebelumnya sebesar Rp32,37 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini mengatakan tren pertumbuhan kredit itu seiring dengan membaiknya perekonomian Ibu Kota pada kuartal pertama 2021.
“Meski demikian, Bank DKI tetap menerapkan berbagai inisiatif dan pengelolaan risiko yang efektif untuk menjaga kenaikkan risiko kredit bermasalah. Penyaluran kredit dan pembiayaan juga dilakukan dengan sangat selektif dan memperhatikan prinsip kehati-hatian,” kata Herry melalui keterangan tertulis, Minggu (30/5/2021).
Adapun, Bank DKI mencetak laba bersih sebesar Rp191,60 miliar pada kuartal I 2021 atau meningkat 4,16 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp183,95 miliar.
Herry mengatakan pertumbuhan laba bersih itu terutama ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 14,43 persen dari semula tercatat Rp579,67 miliar pada kuartal pertama 2020 menjadi sebesar Rp663,30 miliar pada kuartal pertama 2021.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank DKI juga mengalami peningkatan sebesar 28,42 persen menjadi Rp42,98 triliun pada kuartal pertama 2021. Herry menerangkan pertumbuhan DPK itu didorong oleh pertumbuhan giro sebesar Rp11,34 triliun per Maret 2021, meningkat 74,87 persen dibanding periode sebelumnya sebesar Rp6,49 triliun.
Baca Juga
"Pertumbuhan DPK tersebut dibarengi dengan membaiknya rasio dana murah [CASA Ratio] dari sebelumnya 43,54 persen menjadi 47,56 persen," terangnya.
Secara bertahap, Bank DKI melakukan perbaikan kualitas kredit di mana pada kuartal I/2021, Rasio NPL gross masih terjaga sebesar 3,19 persen, meningkat 0,10 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Peningkatan rasio NPL gross tersebut masih berada dibawah peningkatan rasio NPL industri perbankan sebesar 0,40 persen dari semula sebesar 2,77 persen di kuartal I 2020 menjadi sebesar 3,17 persen di kuartal I/2021,” kata dia.
Adapun, Rasio NPL Net Bank DKI pada kuartal pertama 2021 tercatat sebesar 0,62 persen dan berada di bawah rata-rata NPL NET industri perbankan sebesar 1,02 persen. Hal itu menunjukkan Bank DKI telah mengantisipasi potensi risiko dengan melakukan pencadangan meskipun terdapat program restrukturisasi.